Ganjar Pranowo borong 10.000 produk APD dari perusahaan garmen di Semarang

id ganjar pranowo borong APD,ganjar pranowo, gubernur jateng

Ganjar Pranowo borong 10.000 produk APD dari perusahaan garmen di Semarang

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berkunjung ke PT Arindo Garmentama untuk memborong 10.000 produk alat pelindung diri (APD) kesehatan. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jawa Tengah)

Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memborong 10.000 produk alat pelindung diri (APD) kesehatan dari sebuah perusahaan garmen di Kawasan Industri Candi Kota Semarang, Jumat, untuk dibagikan kepada petugas medis.

Ganjar sengaja berkunjung ke PT Arindo Garmentama untuk melihat proses produksi secara langsung setelah mendapat kabar bahwa perusahaan garmen itu membuat APD dari bahan sisa.

Meski kain sisa, namun produk yang dihasilkan tetap mengutamakan standar yang telah ditetapkan pemerintah.

"Ada pabrik garmen menarik di Ngaliyan karena mereka menggunakan kain sisa dijahit menjadi masker dan APD. Tadi mereka mengatakan siap memproduksi 10.000 APD dan mau dijual murah. Langsung saya borong semuanya," katanya.

APD dan masker itu, lanjut Ganjar, akan dibagikan kepada pegawai puskesmas atau layanan kesehatan lainnya yang berada di garda terdepan dalam penanganan wabah COVID-19.

"Karena mereka tidak pernah tahu, bahwa pasien yang datang berobat itu sakit atau tidak sehingga mereka membutuhkan bantuan agar tetap terlindungi," ujarnya.

Usai melihat proses produksi APD itu, Ganjar kemudian menerima bantuan 200 APD dari perusahaan garmen Dunia Tex yang diterima di Gedung Bappeda Jateng sebelum memimpin rapat soal penanggulangan COVID-19.

"Saya senang sekali karena 'grengseng' gotong royong sekarang mulai berjalan. Semangat kebersamaan mulai nampak dan menimbulkan kesadaran. Tidak hanya pemerintah, masyarakat, tokoh agama, ulama, perusahaan dan lainnya sekarang peduli," katanya.

Baca juga: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tegaskan Kota Tegal hanya "local lockdown"

Baca juga: Efisiensi anggaran, Ganjar ajak instansi kesehatan untuk gunakan peralatan dalam negeri