Pekanbaru (ANTARA) - Hidup dengan keterbatasan ekonomi tidak menyurutkan semangat Ramy Fitra Izzah, untuk mengukir prestasi. Gadis cantik kelahiran 20 tahun itu, untuk kesekian kalinya kembali mengukir prestasi meriah medali emas dalam lomba Fisika antar Perguruan tinggi tingkat nasional yang digelar di Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat.
"Alhamdullilah saya dipercaya lagi oleh Allah SWT menjadi juara satu kembali. Saya tidak menyangka kalau akan menang, padahal lawan-lawan kompetisi itu bukan sembarang orang," kata Ramy.
Ramy diutus oleh pihak kampus menjadi perwakilan perserta lomba karena dirinya acap kali memenangkan berbagai perlombaan baik di bidang akademik maupun non-akademik. Dan sebelum bertarung mengikuti lomba fisika itu Ramy tentunya memantapkan dirinya dengan belajar secara otodidak membahas teori-teori dan bermacam-macam rumus fisika.
"Menurut saya fisika itu unik dan banyak tantangan, kalau kita tidak teliti maka hasil yang ingin kita dapatkan itu tidak sesuai, dan juga penting untuk selalu menghapal rumusnya agar mempermudah mengerjakan soal-soal," katanya.
Ia menjelaskan pada saat lomba ada beberapa kriteria penilaian, para perserta disuruh menjawab soal yang telah diberikan oleh pihak panitia kemudian mereka diberikan waktu sepuluh menit mengisi jawabannya. Ketepatan dan ketelitian menggunakan rumus dengan benar sangat berpengaruh dalam penilaian.
Pada tahap ini Ramy berhasil mengalahkan peserta lainnya yaitu para peserta dari Universitas Andalas dan peserta dari Universitas Negeri Padang.
Menyingkirkan para saingannya pada saat perlombaan membuat Ramy menduduki peringkat pertama dalam lomba ini, semua perjuangan yang dilakukannya terbayar sudah dan ini ia telah mengharumkan nama kampus.
Perempuan kelahiran Bangkinang itu selain mengucap syukur pada Tuhan, dia pun harus menyampaikan terimakasih kepada orang tua, keluarga, dosen, dan teman-teman yang telah mendoakan dan mendukungnya sehingga berhasil membanggakan orang-orang yang dicintainya itu.
"Subhanallah walhamdulillah walaailaha illallah wallahuakbar. Terimakasih banyak ya orangtuaku, keluargaku, guru-guru, dosen dan teman-teman ku semua yang sudah mendoakan saya dan mendukung saya. Tanpa doa dan dukungan dari kalian, saya tidak bisa seperti ini," kata Ramy.
"Terimakasih banyak teman-teman, Allahu Akbar," tambahnya penuh syukur.
Rasa bangga atas prestasi yang diraih oleh Ramy menjadi kebanggan bagi pembina Ramy selama lomba, dia adalah Zulkarnaini.
"Ramy ini termasuk anak didik saya yang banyak mencapai prestasi , semangat belajarnya sangat besar dan selalu aktif di organisasi kampus. Termasuk anak yang cepat tanggap juga, tidak mengenal kata menyerah dan suka dengan hal hal yang baru. Setiap soal yang saya beri dia selalu semangat untuk mengerjakannya, dari setiap peserta lomba dia termasuk anak yang rajin bertanya jika ada hal yang tidak di ketahuinya," kata Zulkarnaini.
Zulkarnaini menambahkan semoga kedepannya Ramy bisa membanggakan kedua orang tuanya, dan tidak pernah bosan untuk belajar. Semoga bisa menjadi contoh untuk teman-temannya dan bagi orang-orang terdekatnya.
Gadis kelahiran Kuok 29 Januari 1999 ini mengenyam pendidikannya di SDN 003 Pulau Jambu yang di selesaikannya pada tahun 2011, kemudian di lanjutkan di SMPN 1 Bangkinang dan MAN 1 Kampar.
Lulus dari MAN 1 Kampar tahun 2017 Ramy kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Riau, jurusan Fisika.
Kecintaannya terhadap fisika berawal ketika Ramy mendapatkan nilai yang jelek pada mata pelajaran fisika saat ia masih duduk di bangku SMP. Saat itulah tumbuh semangat yang besar pada diri Ramy untuk mulai berubah, ia dengan giat membaca dan mengulang-ulang soal di rumah ketika ia sudah pulang sekolah.
Karena tekat yang kuat Ramy berhasil meraih nilai yang memuaskan, dan juga karena kerja kerasnya Ramy berhasil mendapatkan juara 1 di kelasnya. Saat SMP, pengagum Albert Eintens ini terpilih sebagai siswa teladan yang mewakili sekolah, menju menjuarai lomba debat, dan cerdas cermat.
Berlanjut ketika Ramy masuk SMA, ia juga menjuarai Olimpiade tingkat nasional dan lomba cerdas cermat. Putri dari pasangan Afrizal dan Dewi Diananda ini merupakan anak yang memiliki banyak prestasi dari akademik dan juga non akademik.
Ramy terbiasa mengalami masa-masa sulit. Saat akan berkuliah, Ramy pun terkendala ekonomi, sebab keluarganya berasal dari kalangan kurang mampu. Namun kesulitan itu bisa teratasi ketika Ramy mendapatkan beasiswa untuk membantu biaya kuliahnya.
Kendati memang ibarat pepatah kehidupan tidak selamanya ramah, momentum liburan tidak selamanya indah, artinya bagi penyuka warna hitam ini, liburan adalah waktunya untuk belajar dan belajar agar beasiswa yang didapatkannya tidak hilang.
Teriknya kehidupan ternyata telah membakar semangat Ramy untuk menggapai prestasi. Buktinya, ia meraih IPK (3,76) serta menjadi kepala divisi PPA HIMAFI Unniversitas Riau. Selain di bidang akademik, perempuan berjilbab yang memiliki tinggi 155 cm ini juga amat aktif pada sejumlah organisasi. Sebut saja pada tahun 2018 menjadi Staff Dapartemen Saintek ALKAMIL FMIPA Unri, juga sebagai Staff Divisi Research URC, serta menjadi sekretaris Divisi PPA HIMAFI FMIPA Unri.
Berikutnya pada tahun 2019 Ramy juga kembali dipercaya menjadi kepala Divisi PPA HIMAFI FMIPA Unri.
Untuk mengharmoniskan waktu antara karir, keluarga, organisasi, dan umat, Ramy pun membuat skala prioritas.
"Pertama, waktu untuk keluarga, karena keluarga adalah segalanya bagi saya. Kedua, waktu untuk belajar. Ketiga, organisasi. Organisasi adalah wadah untuk mengasah bakat dan keterampilan. Keempat, umat, umat adalah sarana untuk berkarya dan lahan untuk berdakwah," ujarnya bersemangat.
Sementara pada waktu-waktu luang, Ramy suka mengulang pelajaran guna menambah ilmu dan agar tidak lupa dengan rumus yang sudah dipelajarinya. Pemilik hobi membaca, menulis, berdiskusi, berenang, ini suka sekali memotivasi, berbagi serta menginspirasi sesama.
Pada kawula muda, gadis ini memberikan mutiara nasihat berbaktilah kepada orangtua. Tetaplah berjuang walau menemui banyak rintangan. Jangan mudah putus asa. Jangan menyerah walaupun menemui banyak rintangan dan kegagalan. Selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, berupa nikmat ilmu, nikmat rezeki, maupun nikmat kesehatan. Kesuksesan adalah apabila kita bisa bermanfaat untuk orang-orang di lingkungan sekitar.