Kepala BKKBN: ASN BKKBN harus bekerja ikhlas menjadi pelayan masyarakat
Pekanbaru (ANTARA) - Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan setiap ASN dilingkup BKKBN harus bisa bekerja ikhlas menjadi pelayan masyarakat yang baik dan tidak boleh kompleks dengan kepentingan pribadi.
"Ketika seorang ASN yang cerdas mendahulukan kepentingan pribadi maka seketika itu dia telah menjadi orang bodoh, dan pekerjaannya akan menjadi sia-sia," kata Hasto Wardoyo di Pekanbaru, Rabu.
Hasto Wardoyo menyampaikan itu saat menjadi pembicara dihadapan seratusan peserta terdiri atas ASN, PLKB, duta gendre Riau, dalam acara pembinaan pegawai dalam rangka pelaksanaan kebijakan reformasi birokrasi untuk meningkatkan kualitas ASN di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau.
Menurut dia, menjadi pelayan masyarakat yang baik itu harus dimulai dari masing-masing individu sebab kita sering kena penyakit macam-macam, atau gangguan mental emosional dimana dari setiap 100 ASN terdapat 7 orang yang agak "terganggu".
Misalnya katanya menyebutkan, ASN BKKBN Riau tercatat sebanyak 82 orang, dan ada lima orang agak "eror" sering bolos, dan tidak masuk kerja, tidak bertanggungjawab kerja, tidak bertangungjawab diberi pekerjaan, hingga mengakibatkan atasan menjadi mules.
"Akan tetapi dari setiap 100 ASN diyakini juga tetap terdapat sebanyak lima orang pekerja luar biasa, mereka disuruh apa saja mau, dan apa saja mau dikerjakan, karenanya kita harus berubah menjadi 'personal master'," bekerja dengan cerdas dan ikhlas," katanya.
Seorang personal master katanya menjelaskan, adalah menjadi pribadi yang tidak selalu menyalahkan orang lain bekerja, mampu mencari jati diri seperti apa kita dan mau membuka diri.
Disamping itu, katanya menekankan, setiap ASN BKKBN kalau ingin menuju reformasi birokrasi, maka dia harus mau menghilangkan prilaku pribadi yang cenderung mengakui "saya paling mengerti", paling senior, merasa besar dan membesarkan diri.
ASN juga harus belajar dan terus belajar, berkerja bersama tim serta kerjakan program-program dengan baik tanpa pamrih dan jika kita bersatu pasti akan maju dan semua balasan itu menjadi urusan Allah SWT.
"ASN harus membangun visi bersama agar kerja menjadi bagus untuk mewujudkan tujuan visi reformasi birokrasi, itu, ASN rajin menulis apa yang dapat kita kerjakan dan mengerjakan apa yang ditulis," katanya.
Pada kesempatan itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo juga membuka dialog dengan ASN di jajaran Kantor BKKBN Perwakilan Riau yang dipandu langsung oleh Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Agus Putro Proklamasi. Pertemuan dan dialog tersebut juga disaksikan Kepala Dinas Dukcapil Dalduk dan KB Provinsi Riau Andra Sjafril, SKM, M.Kes.
"Ketika seorang ASN yang cerdas mendahulukan kepentingan pribadi maka seketika itu dia telah menjadi orang bodoh, dan pekerjaannya akan menjadi sia-sia," kata Hasto Wardoyo di Pekanbaru, Rabu.
Hasto Wardoyo menyampaikan itu saat menjadi pembicara dihadapan seratusan peserta terdiri atas ASN, PLKB, duta gendre Riau, dalam acara pembinaan pegawai dalam rangka pelaksanaan kebijakan reformasi birokrasi untuk meningkatkan kualitas ASN di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau.
Menurut dia, menjadi pelayan masyarakat yang baik itu harus dimulai dari masing-masing individu sebab kita sering kena penyakit macam-macam, atau gangguan mental emosional dimana dari setiap 100 ASN terdapat 7 orang yang agak "terganggu".
Misalnya katanya menyebutkan, ASN BKKBN Riau tercatat sebanyak 82 orang, dan ada lima orang agak "eror" sering bolos, dan tidak masuk kerja, tidak bertanggungjawab kerja, tidak bertangungjawab diberi pekerjaan, hingga mengakibatkan atasan menjadi mules.
"Akan tetapi dari setiap 100 ASN diyakini juga tetap terdapat sebanyak lima orang pekerja luar biasa, mereka disuruh apa saja mau, dan apa saja mau dikerjakan, karenanya kita harus berubah menjadi 'personal master'," bekerja dengan cerdas dan ikhlas," katanya.
Seorang personal master katanya menjelaskan, adalah menjadi pribadi yang tidak selalu menyalahkan orang lain bekerja, mampu mencari jati diri seperti apa kita dan mau membuka diri.
Disamping itu, katanya menekankan, setiap ASN BKKBN kalau ingin menuju reformasi birokrasi, maka dia harus mau menghilangkan prilaku pribadi yang cenderung mengakui "saya paling mengerti", paling senior, merasa besar dan membesarkan diri.
ASN juga harus belajar dan terus belajar, berkerja bersama tim serta kerjakan program-program dengan baik tanpa pamrih dan jika kita bersatu pasti akan maju dan semua balasan itu menjadi urusan Allah SWT.
"ASN harus membangun visi bersama agar kerja menjadi bagus untuk mewujudkan tujuan visi reformasi birokrasi, itu, ASN rajin menulis apa yang dapat kita kerjakan dan mengerjakan apa yang ditulis," katanya.
Pada kesempatan itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo juga membuka dialog dengan ASN di jajaran Kantor BKKBN Perwakilan Riau yang dipandu langsung oleh Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Riau, Agus Putro Proklamasi. Pertemuan dan dialog tersebut juga disaksikan Kepala Dinas Dukcapil Dalduk dan KB Provinsi Riau Andra Sjafril, SKM, M.Kes.