Pekanbaru (ANTARA) - Sebanyak 42 peserta berasal dari beberapa provinsi di tanah air, kini unjuk keahlian untuk bisa tampil berkualitas dalam ajang Audisi Akademi Melayu Asia 2019, digelar di mall Living World, Kota Pekanbaru, pada 2-6 Oktober 2019.
"Dalam ajang budaya dan kesenian ini peserta dituntut memiliki pemahaman terhadap pengetahuan Melayu dan mampu bernyanyi Melayu dengan baik karena sebagai pemenang otomatis mereka akan mewakili Indonesia dalam festival Asia, tahun 2020," kata Hj. Raja Susi Dewi Yanti, SS. MM, Ketua Umum Srikandi Melayu Asia, di Pekanbaru, Rabu.
Menurut Hj. Raja Susi Dewi Yanti, festival Asia itu diikuti peserta asal Malaysia, Singapura, Brunei dan Thailand yang masuk dalam budaya rumpun Melayu sekaligus memperkuat silaturrahmi antara negara serumpun.
Ia menyebutkan, selain sebagai ajang silaturrahmi, festival yang pertama digelar oleh kepengurusan yang baru terbentuk pada 10 Maret 2019 itu, juga upaya dalam mempertahankan dan memperkenalkan warisan budaya khususnya Melayu.
"Jadi, melalui festival ini kaum millenial diharapkan ikut serta melestarikan dan membumikan Melayu di tanah air dan luar negeri, sedangkan peminatnya tidak harus pemuda asal dari Bumi Melayu Riau dan lainnya, akan tetapi adalah orang yang peduli dan melahirkan karya seni dan budaya Melayu, serta terus memotivasi kaum millenial lainnya untuk peduli Melayu," katanya.
Ia menjelaskan, pengurus Srikandi Melayu Asia di Indonesia termotivasi dengan kegiatan akbar ini, lebih mencermati adanya dangdut Asia digelar oleh televisi swasta di tanah air yang dinilai sukses dan mampu menyatukan peserta dari beberapa negara tetangga serumpun Melayu, lalu kenapa kita tidak juga perlu menggelar festival Melayu Asia.
Raja Susi Dewi Yanti menyebutkan, antusiasme peserta tinggi untuk mengikuti ajang penggalian bakat seni ini, terbukti peserta selain dari Provinsi Riau, juga diikuti Provinsi Sumbar, Sumut, Jatim, bahkan dari Malaysia.
"Bahkan pengurus Budaya Melayu dari Malaysia justru mengemukakan mereka harus lebih dulu menjadi tuan rumah dalam festival Melayu Asia untuk tahun 2020, atau pada iven berikutnya di Thailand," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pekanbaru, Nurfaisal mengatakan pihaknya sangat mendukung iven ajang adu bakat seni dan budaya ini, apalagi jika selama tiga tahun berturut masih digelar kegiatan yang sama, diyakini akan mendapat dukungan anggaran dari pemerintah pusat.
"Ajang ini potensial menarik kunjungan wisatawan dan kita bisa perkirakan besarnya jumlah uang beredar dari dampak ganda kegiatan ini, jadi wajar didukung dan mendapat bantuan anggaran," katanya.