Tim Medis ACT tangani korban bencana asap Riau dan Kalimantan

id ACT, ACT Riau, karhutla riau, riau berasap

Tim Medis ACT tangani korban bencana asap Riau dan Kalimantan

Tim medis ACT sedang memerikaa korban asap. (ANTARA/HO-ACT)

Pekanbaru (ANTARA) - Sambil ditemani orangtuanya, Dipo datang ke pelayanan kesehatan Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang sedang digelar di Perumahan Mawar 2, Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (19/9).

Ketika datang, Dipo mengalami sesak nafas dan terdengar suara "mengi" pada nafasnya. Bocah yang masih duduk di sekolah dasar ini mengalami gangguan kesehatan akibat kabut asap parah yang melanda Riau sejak beberapa pekan terakhir.

Tim Medis ACT segera memasangkan tabung oksigen dan melakukan nebulisasi untuk bocah itu.

dr Arini Retno Palupi dari Tim Medis ACT mengatakan, Dipo mengalami asma berat akibat menghirup kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Riau. "Sesaknya cukup parah, Dipo terkena serangan asma. Ia langsung mendapatkan oksigen serta nebulisasi,” ungkapnya.

Selain Dipo, seorang anak dan beberapa orang dewasa juga dilaporkan mengalami sesak nafas. Tak hanya itu, iritasi mata akibat polutan yang terbawa asap juga mengganggu pengelihatan.

dr Arini menambahkan, beberapa warga yang memeriksakan kondisi kesehatannya terindikasi mengalami iritasi mata dan harus mendapatkan penanganan berupa pembersihan.

Selama bencana kabut asap akibat karhutla di Riau, penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA) serta iritasi mata terus meningkat, disusul alergi kulit akibat polutan yang terbawa asap juga banyak ditemukan.

"Farhan (8) salah satu anak yang kami temukan mengalami iritasi mata dengan mata yang merah. Tim medis ACT melakukan irigasi mata,” ungkap dr Arini.
Tim medis ACT sedang memerikaa korban asap. (ANTARA/HO-ACT)


Kamis (19/9) kemarin, Tim Medis ACT melakukan aksi pelayanan kesehatan di wilayah Rimbo Panjang. Mengunjungi warga secara langsung di permukimannya dilakukan akibat banyak masyarakat yang enggan keluar rumah akibat kabut asap yang pekat. Tak hanya memberikan pelayanan kesehatan, tim juga memberikan penyuluhan serta pembagian masker N95 kepada warga.

Di lokasi berbeda, tepatnya dari Pontianak, dr Muhammad Riedha Bambang menyebut, semua warga terdampak bencana asap karhutla sangat dianjurkan menggunakan masker sebagai pencegah penyakit yang dapat timbul dari polutan yang ikut terbawa. Masker yang digunakan bisa masker biasa, namun bagi warga yang tinggal atau berkegiatan tak jauh dari titik api diminta untuk menggunakan masker N95 yang lebih tebal.

"Secara rutin ACT membagikan masker kepada warga terdampak asap. Tim medis kami juga sudah disiagakan di Riau dan Kalimantan,” jelasnya.