Ini kesan peserta SMN DIY saat kunjungi Museum Sang Nila Utama Pekanbaru

id SMN, SMN 2019, SMN Riau, SMN Yogyakarta,Museum Sang Nila Utama

Ini kesan peserta SMN DIY saat kunjungi Museum Sang Nila Utama Pekanbaru

30 orang Siswa Mengenal Nusantara asal Yogyakarta tinjau Museum Sang Nila Utama Senin (19/8) (Foto Antaranews/Vera Lusiana/19)

"Bosen museumnya gelap," kata  Ridho Prabandaru SMKN 7.
Pekanbaru (ANTARA) - Pertama kali memasuki Museum Sang Nila Utama Riau di Jalan Sudirman, sejumlah peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Yogyakarta mengeluhkan penerangan dalam ruangan yang minim sehingga benda-benda peninggalan tidak kelihatan jelas.

"Bosen museumnya gelap," kata Ridho Prabandaru SMKN 7 kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Selain gelap, museum juga jadi tampak seram, ujar siswi lainnya.

Ridho salah satu guru pendamping SLBN 2 Bamtul, Sudarmono juga membenarkan ruangan di Museum Sang Nila Utama kurang terang walau ada lampu sorot di depan pelaminan tetapi saat itu tidak difungsikan. "Jadi kurang menarik," imbuh Ridho.

Ia menyarankan harusnya pihak museum melakukan studi banding ke daerah lain yang bisa jadi contoh untuk penampilan agar lebih menarik museum.

"Saya tidak tahu apakah ini sengaja dipertahankan," imbuhnya lagi.

Ia menyarankan juga untuk menarik mungkin museum bisa membuat diorama seperti yang kini sudah banyak dilakukan Yogyakarta.

Koordinator Museum Sang Nila Utama, Endrizal, menambahkan Museum Sang Nila Utama merupakan sebuah museum daerah yang berlokasi di Pekanbaru, Riau. Terdapat 4.000 peninggalan seperti pakaian adat pernikahan, permainan tradisional, alat musik, artefak dan lainnya.

Lokasinya berada di Jalan Jenderal Sudirmandan berada dalam satu kompleks kantor Dinas Kebudayaan Provinsi Riau. Ada 10 kategori peninggalan sejarah yang dipajang dalam Museum Sang Nila Utama di antaranya etnografi, tentang peralatan hidup sehari-hari, yang pernah digunakan koleksi 60 tahun, benda arkeologi hasil temuan galian, seperti candi Muara Takus, keramik China abat lima Dinasti Ming abad VII, benda historis misalkan bangunan istana siak, mesjid penyengat Kepulauan Riau, Tanjung Pinang, numismatika atau mata uang kuno zaman Belanda, kerajaan Siak, jaman kemerdekaan, serta heraldika yaitu berupa llambang Kerajaan Siak seperti naga bertangkup dan Muhammad bertangkup.