Asap karhutla belum ganggu penerbangan di Bandara Pekanbaru, begini penjelasannya

id bandara pekanbaru,bandara sultan syarif kasim II,asap karhutla,karhutla di riau,berita riau antara,berita riau terbaru

Asap karhutla belum ganggu penerbangan di Bandara Pekanbaru, begini penjelasannya

Illustrasi: Sejumlah penumpang turun dari pesawat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Riau (Antara News/FB Anggoro)

Pekanbaru (ANTARA) - PT Angkasa Pura II selaku otoritas di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II menyatakan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan atau karhutlabelum mengganggu aktivitas penerbangan, meski jarak pandangsempat anjlok ke 1,5 kilometer pada Senin pagi.

“Dapat kami sampaikan untuk jarak pandang di Bandara SSK II, berdasarkan informasi BMKG dan koordinasi dengan Airnav untuk pendaratan masih aman, dan jadwal penerbangan baik datang maupun berangkat sesuai jadwal,” kata Executive General Manager Bandara SSK II, Yogi Prasetyo kepada Antara di Pekanbaru, Riau, Senin.

Ia mengatakan kondisi jarak pandang yang tinggal menyisakan 1,5 kilometer atau 1.500 meter masih dalam batas aman untuk penerbangan pesawat.

“Jarak pandang minimal 800 sampai dengan 1.000 meter,” katanya.

Sebelumnya, BMKG Stasiun Pekanbaru menyatakan kabut asap karhutla di Provinsi Riau terus menyelimuti Kota Pekanbaru, dan pada Senin pagi memperburuk jarak pandang hingga tinggal 1,5 kilometer.

“Jarak pandang pada pagi ini 1,5 kilometer atau 1.500 meter dengan kondisi udara berasap,” kata Staf Analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikas (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Yasir.

Yasir menjelaskan asap yang kini menyelimuti Pekanbaru berasal dari karhutla terjadi di Kabupaten Siak dan Indragiri Hilir.

"Angin masih berhembus dari arah tenggara dan selatan. Asap yang sekarang menyelimuti Pekanbaru berasal dari kebakaran di Siak dan Indragiri Hilir yang berada di tenggara Pekanbaru,” ujarnya.

Ia mengatakan satelit pada pukul 06.00 WIB terpantau ada 65 titik panas (hotspot) yang menjadi indikasi awal karhutla di Sumatera. Riau masih mendominasi jumlah titik panas, yakni sebanyak 33 titik.

Titik panas juga terdeteksi di Jambi ada 12 titik, Bangka Belitung 4 titik, Lampung 10 titik, Sumatra Selatan 5 titik, dan Kepulauan Riau satu titik.

Titik panas di Riau paling banyak di Indragiri Hilir (Inhil) ada 14 titik, Siak 10 titik, Kepulauan Meranti 5 titik, dan Indragiri Hulu dan Rokan Hilir masing-masing 2 titik. Dari jumlah tersebut, ada 19 titik api dan paling banyak di Inhil yakni ada 8 titik.

Baca juga: Waduh, asap karhutla turunkan jarak pandang di Pekanbaru menjadi 1,5 km

Baca juga: AP II keberatan dengan rencana pemindahan Bandara dari Pekanbaru, ini sebabnya