Pekanbaru, 14/11(ANTARA)- Perusahaan perkebunan sawit Asian Agri hingga saat ini membina setidaknya 14.500 petani yang terdapat di wilayah Riau sejak beroperasinya perusahaan tersebut pada tahun 1989.
"Dengan jumlah lahan sekitar 29.000 hektare dan tersebar di tiga wilayah yakni di Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Kecamatan Buatan, Kabupaten Siak dan Kecamatan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu. Dengan demikian, setiap kepala keluarga paling tidak mempunyai dua hektare kebun sawit," ujar Puji Sitompul, Manajer Plasma Ukui PT Inti Indosawit Subur/Asian Agri di Pekanbaru, Ahad.
Mayoritas, petani yang menjadi mitra dari perusahaannya, dulunya merupakan transmigran yang berasal dari Jawa. Namun seiring dengan meningkatnya permintaan dunia terhadap CPO (minyak sawit mentah), nasib transmigran yang telah menjadi petani sawit tersebut berubah drastis.
"Dulunya boleh dikatakan mereka belum sejahtera. Sekarang, jangan ditanya lagi bagaimana sejahteranya mereka. Apalagi saat ini harga tandan buah segar perkilogramnya mencapai Rp1.800," jelasnya.
Ia menyebutkan pihaknya terus melakukan pembinaan terhadap petani sawit tersebut baik berupa penyuluhan, penyedian pupuk hingga herbisida.
Menurutnya,dalam hal ini pihaknya melibatkan ahli yang berada di perusahaan untuk menentu berapa kisaran pupuk yang pas untuk kebun sawit petani.
Dengan demikian, lanjutnya, petani tidak mengalami kerugian dalam pemberian pupuk untuk kebunnya.
"Dalam hal ini petani pun dapat melakukan cicilan terhadap pupuk tersebut. Sehingga apa yang ditawarkan memang meringankan petani yang ada di Riau," tukas dia.
Secara keseluruhan, kata Puji, luas lahan Asian Agri yang tersebar di Sumatera Utara, Jambi dan Riau mencapai 160 ribu hekatre dan melibatkan 29 ribu keluarga tani. Sedangkan kapasitas total pabrik biodiesel yakni 400 ribu ton pertahunnya dengan kapasitas terpasang 200 ribu ton pertahun.