Jakarta (ANTARA) - Pakar ekonomi kesehatan Universitas Indonesia Prof Hasbullah Thabrany mengatakan rokok elektronik tidak bisa dilihat sebagai sesuatu yang berbeda dengan rokok biasa karena keduanya menimbulkan persoalan yang serupa.
Dalam diskusi kelompok terpumpun mengenai pengawasan produk tembakau dan tinjauan kebijakan rokok elektronik yang diadakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta, Selasa, Hasbullah mengatakan bahwa rokok elektronik bukanlah solusi bagi permasalahan-permasalahan yang timbul akibat rokok biasa.
Baca juga: Dokter spesialis paru jelaskan alasan sulit berhenti merokok
Ia mengatakan bahwa meski diklaim lebih sehat, rokok elektronik bukanlah pilihan kesehatan karena hanya merupakan bagian dari diversifikasi produk industri rokok.
Menurut dia, lebih baik pemerintah melarang peredaran rokok elektronik.
"Apakah yakin rokok elektronik akan bisa dikendalikan? Kalau tidak yakin bisa, lebih baik dari awal dilarang total," tuturnya.
Hasbullah juga mengatakan bahwa industri rokok berusaha mempertahankan bisnis dengan meragamkan produk, seperti menghadirkan rokok elektronik, dan memperluas pasar dengan membidik anak-anak.
"Anak-anak perokok saat ini semakin banyak. Mereka adalah tambang emas bagi industri rokok. Anak-anak lama-lama akan kecanduan," katanya.
Baca juga: Ini dampak buruk merokok saat hamil
Baca juga: Muhammadiyah dukungan larangan iklan rokok di internet
Pewarta: Dewanto Samodro
Berita Lainnya
Lemkapi minta seluruh kapolda bantu Kementan untuk capai swasembada pangan
27 April 2024 16:32 WIB
Nicholas Saputra mengaku belajar banyak dari serial "Secret Ingredient"
27 April 2024 16:03 WIB
LPAI serukan pemerintah blokir gim daring yang mengandung unsur kekerasan
27 April 2024 15:50 WIB
Ganda putri Lanny/Ribka gandakan keunggulan Indonesia atas Hong Kong
27 April 2024 15:40 WIB
Oppo A60 hadir dengan Snapdragon 680 dan kamera utama 50 MP
27 April 2024 15:33 WIB
Tim SAR perluas pencarian penumpang yang jatuh dari KMP Reinna
27 April 2024 15:27 WIB
Anies Baswedan hormati langkah PKB dan NasDem gabung koalisi Prabowo-Gibran
27 April 2024 15:14 WIB
Houthi akui anggotanya serang kapal tanker Inggris dan tembak jatuh drone AS
27 April 2024 15:07 WIB