Jikalahari fasilitasi Suku Talang Mamak pasarkan kerajinan hasil hutan buka kayu

id Jikalahari,talang mamak,suku talang mamak,suku pedalaman riau,berita riau antara,berita riau terbaru

Jikalahari fasilitasi Suku Talang Mamak pasarkan kerajinan hasil hutan buka kayu

Jikalahari bantu perkenalkan kerajinan Hasil Hutan Bukan Kayu karya Suku Talang Mamak, guna meningkatkan ekonomi tempatan. (Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) fasilitasi pemasaran kerajinan hasil hutan bukan kayu karya Suku Talang Mamak guna meningkatkan ekonomi tempatan.

Lewat Cafe J milik Jikalahari yang beralamat di Jalan Kamboja, Tampan, produk kerajinan Suku Talang Mamak mudah didapat dan dikenalkan kepada masyarakat.

Salah satunya lewat pemakaian sedotan "resam" tidak berbahan plastik hasil kerajinan hasil hutan bukan kayu.

Sedotan ini hasil kerajinan tangan Suku Talang Mamak dari tanaman "resam".

Resam adalah sejenis akar yang tumbuh liar di hutannya dan lurus tidak ada ruas mencapai satu meter setengah.

Dulu resam sudah dipakai khusus acara besar adat, seperti pernikahan. Bahkan akar ini bisa tahan disimpan puluhan tahun.

Wakil Koordinator JikalahariOkto Yugo pada acara berbuka bersama di Pekanbaru, Rabu, menyatakan tujuan pengenalan produk tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan Suku Talang Mamak.

"Upaya pembinaan ini agar kerajinan Talang Mamak bisa lebih dikenal dan laku sehingga jadi sumber ekonomi tambahan masyarakat. Jika ini terwujud akan menekan keinginan untuk mengalih fungsikan lahan hutan ke bentuk lain," ujar Okto Yugo.

Jikalahari sudah lama melakukan pembinaan dan pemberdayaan suku pedalaman lokal agar bisa bangkit dan belajar membangun potensi ekonomi seperti Suku Talang Mamak di Kampar, Suku Akit di Bengkalis, dan Suku Langgam di Pelalawan.

Namun sejauh ini masih terkendala pemasaran untuk produk kerajinan lokal tersebut, sehingga butuh teknologi dan inovasi agar menyesuaikan dengan kebutuhan kekinian sehingga menarik peminat. Inovasi ini yang coba digarap dan dikembangkan lewat pembinaan yang dilakukan dengan memberdayakan kaum mudanya.

Sementara itu, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Indragiri Hulu Gilung, membenarkan saat ini banyak potensi hasil hutan bukan kayu yang bisa dikembangkan Suku Talang Mamak.

Setidaknya sekarang yang telah ada 27 jenis karya amai-amai (sebutan kaum ibu suku Talang Mamak) di antaranya, gigi dio, lengkanai renek, ukir pucuk rebung dan sebagainya.

"Selain karya kerajinan tangan Amai, ada juga hasil buatan kaum laki-laki yang motifnya ada sekitar 12 macam," ujar Gilung.

Arsip foto. Keluarga Suku Talang Mamak di Desa Durian Cacar Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten IndragiriHulu, Riau, pada awal 2019. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)


Karya kerajinan itu bisa berupa pembuatan cincin dari rotan dan resam, yang sesuai kepercayaan Suku Talang Mamak itu sebagai penangkal makhluk halus. Dipakai

Ada juga penangkal lainnya berupa gelang yang disebut hoasan. Karena terbuat dari rotan, khasiatnya bukan hanya itu tetapi bisa untuk obat kencing batu. "Gunanya rotan melancarkan air seni," kata Gilung lagi.

Produk kerajinan lainnya juga ada tikar yang terbuat dari bahan Bigau dan Rumbai, sejenis daun di hutan. Ini sering dipakai untuk alat acara-acara adat Suku Talang Mamak.

"Tikar ini di suku talang mamak untuk jadi obat, saat anak busung lapar, diberi makan akar bigau," tuturnya.

Menurut Gilung banyak lagi manfaat dari kerajinan Suku Talang Mamak, selain sebagai alat budaya, obat, juga bisa dipasarkan sebagai suvenir yang menarik. Hanya belakangan, dikhawatirkan jika tidak dilestarikan akan punah.

"Setelah dilihat di lapangan hanya beberapa orang saja lagi yang tahu membuatnya. Makanya butuh pelatihan lagi untuk menularkan ke generasi penerus, kalau ini tidak dipelajari maka tradisi ini bisa hilang karenanya perlu kita giatkan," tegasnya.

Baca juga: Vidio - Pemilu di pedalaman Riau, Mendengar harapan Suku Talang Mamak

Baca juga: SD Plus, Upaya Suku Talang Mamak untuk "Merdeka" dari Buta Aksara