Pekanbaru (ANTARA) - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pekanbaru mengadakan penggalangan dana untuk penyelenggara Pemilu 2019, yang meninggal dunia dan sakit.
Kegiatan penggalangan dana ini dilakukan untuk membantu meringankan beban para keluarga pahlawan-pahlawan demokrasi yang dilakukan di sejumlah kampus, Rabu, seperti di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasyim Riau, Universitas Riau dan Universitas Islam Riau.
"Kami ingin memulai gerakan ini, mudah-mudahan ke depan ada yang mengikuti kita dan perlihatkan kepedulian kita sesama anak bangsa, mari kita ringankan beban keluarga mereka yang ditinggal," kata Ketua PMII Kota Pekanbaru Amri Taufiq.
Dalam aksi tersebut, PMII Pekanbaru menyampaikan kritikan terhadap penyelenggaraan pesta demokrasi tahun ini. Pihaknya menyarankan agar dilakukan evaluasi terhadap regulasi pemilu.
"Kami meminta Pemerintah dan DPR agar mengkaji ulang UU tentang pemilu ini. Pemilu kali ini sangat melelahkan, terbukti dengan banyak petugas yang kelelahan bahkan sampai meninggal dunia. Sementara hasil yang petugas peroleh juga tidak sesuai dengan tugas mereka," ujar Amri.
Salah seorang mahasiswi, Nasrun Haryani memberikan respon positif terhadap kegiatan penggalangan dana tersebut.
"Mudah-mudahan semakin banyak yang berpartisipasi untuk membantu keluarga korban yang ditinggalkan," ujar Yani.
Tak hanya menyasar kampus, PMII akan melanjutkan aksi penggalangan dana di beberapa titik perempatan lampu merah dan pasar tradisional yang ada di Kota Pekanbaru.
Hingga saat ini, tercatat 11 petugas pemilu di Provinsi Riau yang meninggal dunia selama menjalankan tugasnya karena berbagai alasan, seperti sakit, kecelakaan dan faktor lainnya.
Baca juga: Gubernur Riau menangis saat santuni Pahlawan Pemilu yang meninggal
Baca juga: Pleno Pemilu 2019 di Kota Pekanbaru berpotensi molor dari jadwal. Begini penjelasan KPU