BNPB diminta perkuat Satgas Karhutla pesisir Riau

id karhutla, pesisir Riau, BNPB

BNPB diminta perkuat Satgas Karhutla pesisir Riau

Arsip Foto - Personel dari Polres Bengkalis bersama pemadam kebakaran Fire Emergency Response Team APRIL dan PT Sumatera Riang Lestari berusaha memadamkan kebakaran lahan gambut di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kamis (28/2/2019). (FB Anggoro)

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diminta memperkuat satuan tugas kebakaran hutan dan lahan (Satgas Karhutla) di Pesisir Provinsi Riau yang saat ini berjibaku melakukan pemadaman titik-titik api.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Meranti, Edy Afrizal dihubungi Antara dari Pekanbaru, Senin, mengatakan wilayah pesisir Riau yang terdiri dari kepulauan membutuhkan armada kapal cepat yang memadai untuk transportasi personel, logistik dan peralatan ke lokasi titik api.

Selama ini, dia mengatakan keterbatasan armada menjadi masalah untuk untuk membawa pasukan Satgas gabungan TNI, Polri dan BPBD ke lokasi titik api yang kini terjadi di sejumlah pulau di pesisir Riau.

Baca juga: BPPT kurang pesawat untuk operasi hujan buatan tanggulangi Karhutla

"Saya kira ini masalah yang sama di Bengkalis dan Meranti. Kami mohon kepada BNPB untuk mendengarkan aspirasi kami," kata Edy.

Secara umum, Edy menjelaskan dari sisi personel, Satgas Karhutla di wilayah peisir, terutama Meranti sudah memadai untuk melakukan penanggulangan Karhutla di wilayah itu. Saat ini ada lebih seratusan tim gabungan TNI, Polri, BPBD, masyarakat hingga kalangan dunia usaha siap membantu melakukan penanggulangan Karhutla.

Namun, untuk mencapai lokasi Karhutla, seperti yang saat ini terjadi di Pulau Rangsang, tim terpaksa harus menyewa kapal milik nelayan untuk keperluan mengirim tim dan logistik.

Sejatinya, dia mengatakan BPBD Meranti telah memiliki satu unit kapal cepat, namun ukurannya kecil dan tidak sesuai untuk melintasi laut. Jika dipaksakan, hal itu berpotensi mengancam keselamatan Satgas Karhutla untuk menuju lokasi titik api.

Kabupaten Kepulauan Meranti mulai dilanda Karhutla sejak awal Maret 2019. Sebelumnya, titik-titik api bermunculan di Pulau Tebing Tinggi, dan melanda perkebunan sagu masyarakat. Setelah titik api di Tebing Tinggi berhasil diatasi, titik api lainnya bermunculan di Pulau Rangsang, tepatnya Desa Sokop.

Lokasi kebakaran, kata Edy, berada jauh di pedalaman pulau dan hanya bisa diakses melalui jalur laut dengan menggunakan kapal cepat atau speed boat.

"Personle cukup. Peralatan dan angkutan air menuju TKP yang tidak tersedia. BNPB, bantulah kami. Kemarin kita sudah memohon (pengadaan kapal cepat) namun belum direspon," ujarnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan asap yang ditimbulkan akibat Karhutla di Meranti pada Minggu kemarin mencapai Kota Pekanbaru dan menyelimuti ibu kota Provinsi Riau tersebut sepanjang hari.

Namun, kondisi kabut asap masih tipis dengan jarak pandang 8 kilometer. Kabut asap juga belum mengganggung penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru.

BMKG menyatakan jumlah titik api di Riau pada Senin hari ini menurun drastis yang hanya tersisa satu titik di Meranti. Angka itu jauh berkurang dibanding 1 Maret 2019 lalu yang kala itu titik api mencapai 31 titik api di Meranti.

Baca juga: BPPT siapkan 17 ton garam untuk hujan buatan tanggulangi Karhutla Riau

Baca juga: Pemadaman Karhutla di Pulau Rupat Habiskan Dana Rp1 M