Pekanbaru (Antaranews Riau) - Badan Pusat Statistik menyatakan Kota Tembilahan di Kabupaten Indragiri Hilir mengalami inflasi terbesar, pada saat Provinsi Riau mengalami deflasi pada Januari 2019, yang mencapai 0,06 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, di Pekanbaru, Senin, Kota Tembilahan mengalami deflasi 0,38 persen. BPS menghitung inflasi Riau dengan memantau pergerakan indeks harga komoditas (IHK) di tiga kota, yakni Kota Tembilahan, Pekanbaru dan Dumai.
“Dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, dua kota mengalami deflasi, yakni Pekanbaru sebesar 0,10 persen dan Dumai sebesar 0,04 persen. Sedangkan Kota Tembilahan mengalami inflasi sebesar 0,38 persen,” kata Kepala BPS Riau, Aden Gultom.
Dari tujuh kelompok pengeluaran, terdapat enam kelompok yang mengalami inflasi di Kota Tembilahan pada Januari 2019. Mereka antara lain kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,30 persen, kelompok sandang sebesar 0,49 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,10 persen.
Baca juga: Turunnya Harga Pangan Picu Deflasi Riau 0,06 Persen
Berikutnya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok lainnya, yaitu kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,10 persen.
“Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Tembilahan adalah sewa rumah dengan andil sebesar 0,33 persen, emas perhiasan, biaya pengiriman barang, jengkol, dan telur ayam ras dengan andil masing-masing sebesar 0,03 persen, rokok kretek filter dengan andil sebesar 0,02 persen, bawang merah, petai, serai, teri, kontrak rumah, ikan asin belah, ketimun dan televisi berwarna dengan andil masing-masing sebesar 0,01 persen, dan beberapa komoditas lain yang memberikan andil kurang dari 0,01 persen,” katanya.
Secara keseluruhan, Aden Gultom menjelaskan Riau mengalami deflasi 0,06 persen karena dipicu penurunan harga bahan pangan. Ia mengatakan kelompok pengeluaran bahan makanan paling tinggi mengalami penurunan yakni sebesar 0,82 persen. Selama ini, kelompok bahan makanan menjadi pemicu inflasi karena Riau sangat bergantung pada pasokan dari luar daerah.
Kemudian kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga juga mengalami penurunan harga namun hanya 0,002 persen.
Penurunan harga bahan makanan yang cukup besar membuat inflasi pada enam kelompok pengeluaran lainnya bisa ditekan.
Enam kelompok pengeluaran lainnya yang mengalami inflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,29 persen, kelompok sandang sebesar 0,26 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,23 persen.
Kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,16 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,05 persen.
Dengan demikian deflasi Tahun Kalender sebesar 0,06 persen, dan Inflasi “Year on Year” (yoy) atau dari Januari 2019 terhadap Januari 2018, sebesar 1,81 persen.
Baca juga: Kabupaten Indragiri Hilir Pada Agustus 2018 Mengalami Deflasi Sebesar 0.53 Persen
Baca juga: Riau Inflasi 0,49 Persen Pada November