Guterres Ungkap PBB Pertimbangkan Pindahkan Kantor ke Tokyo atau Yokohama

id PBB, Sekjen PBB

Guterres Ungkap PBB Pertimbangkan Pindahkan Kantor ke Tokyo atau Yokohama

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (ANTARA/Anadolu/aa.)

Tokyo (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan untuk memindahkan sejumlah kantor PBB ke sejumlah kota di Jepang.

Dalam wawancara eksklusif di Osaka, Jepang, Guterres menyatakan bahwa kota-kota yang telah memiliki kantor PBB sebelumnya, seperti ibu kota Kenya Nairobi, sedianya diprioritaskan untuk menerima lagi pemindahan kantor-kantor PBB.

Baca juga: PBB Peringatkan: Pengeboman Gaza Hancurkan Kehidupan Warga Sipil

Namun, ia memandang perlu untuk mengkaji usulan perpindahan ke kota-kota lain, seperti ke kota Tokyo dan Yokohama di Jepang.

"Kami memiliki sebuah unit komunikasi yang penting di Tokyo yang bekerja sangat bagus. Karena itu, kesan yang kami miliki terhadap prospek bekerja di Jepang sangat mengesankan," kata Guterres.

Juli lalu, Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengusulkan pemindahan sejumlah kantor PBB ke Tokyo saat bertemu Guterres di Markas PBB New York. Pemerintah Yokohama juga telah membuat usulan serupa kepada Sekjen PBB.

Sekjen PBB melakukan kunjungan di Osaka dalam rangka menghadiri UN Special Day di Osaka World Expo. Ia juga telah menghadiri Konferensi Internasional Tokyo untuk Pembangunan Afrika ke-9 di Yokohama.

Lebih lanjut, Guterres menyampaikan harapannya untuk bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela Debat Umum pada Sidang Majelis Umum PBB September mendatang.

Ia mengatakan bahwa "dialog dan kerja sama" dengan AS amat penting bagi pihaknya. Pasalnya, pemerintahan Trump telah mengurangi kontribusi finansial kepada PBB dan menyatakan penolakan atas kampanye PBB yang mendukung keberagaman, keadilan, dan inklusi (DEI).

Menurunnya kontribusi finansial dari AS telah mendorong Guterres untuk mereformasi institusi PBB melalui relokasi sebagian kantor ke kota-kota dengan biaya hidup yang lebih terjangkau, mengurangi staf PBB, dan menggabungkan badan-badan PBB.

Sementara itu, Guterres menyebut bahwa Jepang adalah satu-satunya negara yang pernah menderita akibat bom atom dalam perang. "Jepang memiliki otoritas moral untuk menjadi suara pemimpin yang kuat terkait perlucutan senjata nuklir," kata dia.

Terkait konflik di Palestina, Sekjen PBB menyatakan bahwa situasi di Jalur Gaza telah menjadi "seperti neraka" dan mendesak Israel untuk menyetujui gencatan senjata segera dan menghentikan blokade bantuan kemanusiaan.

"Apa yang terjadi di Gaza menjadi tingkat kematian dan kehancuran yang saya tak ingat terjadi di situasi lain selama saya menjabat, dan situasi buruk masyarakat di Gaza harus diperbaiki segera," ucap Guterres.

Baca juga: PBB Desak Israel Hentikan Ekspansi Permukiman Ilegal di Tepi Barat

Mengenai perang di Ukraina, Sekjen PBB juga menekankan pentingnya gencatan senjata demi perdamaian "yang adil dan berkelanjutan" serta sesuai dengan hukum internasional.

Sumber: Kyodo

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.