Singapura (Antaranews Riau/Reuters) - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Senin pagi, setelah perusahaan energi AS menambah rig untuk pertama kalinya tahun ini sebagai tanda bahwa produksi minyak mentahnya akan naik lebih lanjut.
Minyak mentah AS berjangka berada di 53,37 dolar AS per barel pada pukul 00.27 GMT, turun 32 sen AS atau 0,6 persen, dari penutupan terakhir mereka. Sementara minyak mentah berjangka internasional Brent berada di 61,37 dolar AS per barel, turun 27 sen AS atau 0,4 persen.
Para analis mengatakan produksi minyak mentah AS yang tinggi, yang mencapai rekor 11,9 juta barel per hari (bph) akhir tahun lalu, telah menekan pasar minyak.
Baca juga: Harga Minyak Turun, Pertumbuhan Ekonomi Riau Terancam Tak Tercapai
Dalam tanda bahwa produksi dapat naik lebih lanjut, perusahaan-perusahaan energi AS pekan lalu menaikkan jumlah rig mencari minyak baru untuk pertama kalinya pada 2019, menambah 10 fasilitas, menjadi 862 rig, perusahaan jasa energi Baker Hughes mengatakan dalam laporan mingguannya pada Jumat (25/1).
Di luar pasokan minyak, pertanyaan kunci untuk tahun ini adalah pertumbuhan permintaan.
Konsumsi minyak telah tertus meningkat, kemungkinan rata-rata di atas 100 juta barel per hari untuk pertama kalinya pada 2019, sebagian besar didorong oleh ledakan di China.
Namun, perlambatan ekonomi di tengah sengketa perdagangan antara Washington dan Beijing juga membebani ekspektasi pertumbuhan permintaan bahan bakar.
China, yang mencatat laju pertumbuhan ekonomi paling lambat sejak 1990 pada tahun lalu, sedang berusaha membendung perlambatan dengan langkah-langkah stimulus fiskal yang agresif.
Tetapi ada kekhawatiran bahwa langkah-langkah ini mungkin tidak memiliki dampak yang diinginkan sepenuhnya, karena ekonomi China sudah sarat dengan utang besar dan beberapa langkah-langkah pengeluaran pemerintah yang lebih besar terlihat hanya sedikit yang benar-benar digunakan.
Pasokan tinggi dan perlambatan ekonomi membebani prospek harga minyak.
"Kami memperkirakan harga minyak mentah AS berkisar antara 50-60 dolar AS per barel pada 2019 dan sekitar 10 dolar AS lebih besar per barel untuk Brent," Tortoise dari Capital Advisors mengatakan dalam prospek pasar minyak 2019.
Namun, Tortoise menambahkan bahwa harga minyak akan didukung di atas 50 dolar AS per barel karena "sangat jelas bahwa Arab Saudi tidak akan lagi mau menerima harga minyak yang lebih rendah dari itu".
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), secara de facto yang dipimpin oleh Arab Saudi, mulai mengurangi pasokan pada akhir tahun lalu untuk memperketat pasar dan menaikkan harga.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun Lagi, Sekarang Sudah 27 Dollar
Baca juga: Harga Minyak Turun, Pemprov Riau Pasrah Terima Sedikit Deviden BOB-BSP
Berita Lainnya
Harga minyak mentah turun usai OPEC+ tunda pertemuan
23 November 2023 12:21 WIB
Minyak mentah turun didorong meningkatnya persediaan minyak AS
16 November 2023 11:45 WIB
Harga minyak turun di tengah kekhawatiran berkurangnya permintaan AS-China
09 November 2023 11:54 WIB
Harga minyak turun seiring meningkatnya ekspor dari OPEC
08 November 2023 12:14 WIB
Harga minyak turun dipicu kenaikan dolar yang ditopang kebijakan The Fed
02 November 2023 11:45 WIB
Harga minyak turun setelah Hamas lepas sandera asal Amerika
21 October 2023 10:36 WIB
Harga minyak mentah Brent turun tipis jadi 90,76 dolar AS per barel
19 October 2023 12:09 WIB
Harga minyak turun di Asia, Rusia dan Arab Saudi diperkirakan tambah pasokan
29 September 2023 10:36 WIB