New York (ANTARA) - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) setelah produsen OPEC+ secara tak terduga menunda pertemuan mengenai pengurangan produksi yang menimbulkan pertanyaan tentang pasokan minyak mentah global.
Minyak mentah berjangka Brent turun 49 sen ke posisi 81,96 dolar AS per barel setelah jatuh lebih dari 4 persen ke level terendah 78,41 dolar AS per barel pada awal sesi.
Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Desember turun 67 sen menjadi 77,1 setelah turun lebih dari 5 persen ke 73,79 dolar AS per barel pada hari sebelumnya.
OPEC+ menunda pertemuan yang semula dijadwalkan pada 26 November menjadi 30 November, perkembangan mengejutkan yang mendorong harga turun tajam pada awal perdagangan. OPEC+ diperkirakan akan mendiskusikan apakah akan memperpanjang pengurangan produksi minyak.
Harga kembali bangkit setelah adanya berita bahwa ada perbedaan pendapat terkait dengan negara-negara Afrika, yang merupakan salah satu produsen kecil dalam kelompok tersebut, dan bukan eksportir minyak terbesar.
Beberapa pedagang juga menyoroti rendahnya likuiditas menjelang liburan Thanksgiving di AS.
Pertemuan OPEC+, yang mencakup produsen utama Arab Saudi, Rusia dan sekutu lainnya serta anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), diperkirakan akan mempertimbangkan perubahan lebih jauh terhadap kesepakatan yang sudah membatasi pasokan hingga 2024, menurut analis dan sumber OPEC+.
Penundaan tersebut memicu kekhawatiran bahwa lebih banyak produksi dapat dilakukan secara daring dari produsen minyak dalam beberapa bulan mendatang, kata wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial Dennis Kissler.
Peningkatan persediaan juga menekan harga lebih rendah pada Rabu (22/11) pagi, katanya.
Persediaan minyak mentah AS naik 8,7 juta barel pada pekan lalu karena impor yang lebih tinggi, menurut Badan Informasi Energi (EIA).
Indeks dolar AS bangkit kembali dari level terendahnya dalam 2,5 bulan setelah data ekonomi menunjukkan klaim tunjangan pengangguran yang lebih rendah. Kenaikan dolar membuat minyak dalam mata uang dolar lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lainnya.
Harfa minyak mentah Brent atau WTI telah jatuh selama empat minggu berturut-turut.
Untuk mendukung harga minyak, OPEC dan sekutunya tidak hanya perlu memperluas, namun juga meningkatkan pengurangan produksi, kata John Evans dari pialang minyak PVM dalam sebuah catatan.
Awal pekan ini, panel teknis OPEC mengundang pedagang pasar keuangan terkemuka untuk memberikan presentasi, dilihat oleh Reuters, yang menggambarkan prospek bearish untuk pasar minyak
Bahkan jika negara-negara OPEC+ memperpanjang pengurangan produksinya hingga tahun depan, pasar minyak global akan mengalami sedikit surplus pasokan pada 2024, kata kepala divisi pasar dan industri minyak Badan Energi Internasional (IEA) pada Selasa (21/11).
Baca juga: Minyak mentah turun didorong meningkatnya persediaan minyak AS
Baca juga: Harga minyak turun di tengah kekhawatiran berkurangnya permintaan AS-China
Berita Lainnya
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB
Dukung ketahanan pangan, PTPN rilis varietas kultur jaringan kelapa sawit berpotensi CPO tinggi
18 December 2024 15:00 WIB