Jakarta (Antarariau.com) - Volkswagen bisa memproduksi hingga 50 juta mobil listrik pada platform kendaraan listriknya yang baru dan sedang dipertimbangkan untuk diperluas jejak manufakturnya di Amerika Serikat, Chief Executive Herbert Diess mengatakan kepada Automotive News.
"Kami mendirikan pabrik di Chattanooga selalu dengan gagasan untuk dapat mengembangkannya," kata Diess seperti dikutip Automotive News yang dilansir Reuters, Selasa.
"Pabrik ini masih terlalu kecil, dan kami mempertimbangkan opsi yang berbeda --mungkin mobil listrik, mungkin turunan berbeda dari Atlas (SUV) -- itu masih terbuka," tambahnya.
Diess mengatakan Volkswagen dan Ford sedang mencari peluang kerjasama yang dapat berkembang, terutama dalam kendaraan komersial.
"Yang kami bicarakan adalah berbagi beberapa platform dan tempat manufaktur di sana, yang masuk akal. Dan di dalam pembicaraan, kami juga membahas opsi lain, tetapi ini akan menjadi fokus utama jika kami sampai pada suatu kesimpulan," ucapnya.
Ford dapat membantu Volkswagen mengembangkan penerus global untuk pickup Amarok, atau pickup unibody, kata Diess.
Volskwagen terbuka untuk melisensikan platform mobil listrik MEB kepada produsen pihak ketiga. Diess menegaskan kembali bahwa itu adalah bagian dari strategi untuk meningkatkan skala ekonomi.
Dia mengatakan Volkswagen dapat memproduksi hingga 50 juta kendaraan listrik secara global di seluruh mereknya, dimulai pada 2020, dan memiliki perjanjian pengadaan baterai untuk mereka. Diess menyebut pemberian lisensi MEB kepada produsen mobil lainnya akan menghasilkan peningkatan efisiensi lebih lanjut.
Seorang juru bicara VW mengatakan jumlah yang disebutkan oleh Diess adalah tujuan jangka panjang teoritis untuk platform mobil listrik MEB. Platform kendaraan Volkswagen Group saat ini, MQB, telah melahirkan sekitar 50 juta kendaraan yang sebagian besar bermesin pembakaran pada beberapa merek selama bertahun-tahun.
Volkswagen Group menjual 10,7 juta kendaraan pada tahun 2017.
Perusahaan Jerman ini melakukan investasi besar-besaran dalam kendaraan listrik ketika mencoba untuk membangun kembali reputasinya menyusul skandal uji emisi mesin diesel di Amerika Serikat yang telah menghabiskan miliaran dolar AS untuk denda dan reparasi.