Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat seluas 2.635 hektare lahan di Bumi Lancang Kuning terbakar sepanjang Januari hingga pekan pertama Agustus 2018.
Berdasarkan data BPBD Riau yang dirangkum Antara di Pekanbaru, Minggu, luasan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tersebut meningkat hingga mencapai lebih dari 200 hektare dalam dua pekan terakhir.
Pada pekan lalu atau akhir Juli 2018, luasan Karhutla di Riau terdata 2.400 hektare. Peningkatan angka luasan Karhutla tersebut tidak lepas dari munculnya titik-titik panas baru dalam sepanjang akhir pekan ini.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur mengatakan dalam beberapa hari terakhir terjadi kebakaran lahan di sejumlah lokasi seperti Kabupaten Bengkalis, Meranti, Kota Dumai, Rokan Hilir hingga Pelalawan.
Secara umum, Jim menjelaskan dari 2.635 hektare luas lahan terbakar di Riau, sebagian besar di antaranya terjadi di wilayah pesisir Riau. Total enam kabupaten kota yang mengalami kebakaran hebat dengan luasan di atas 100 hektare.
"Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai 938,31 hektare," katanya.
Selanjutnya di Kabupaten Bengkalis 402 hektare, Dumai 390,25 hektare, Rokan Hilir 278,25 hektare, Siak 131,5 hektare dan Indragiri Hulu 289,5 hektare.
Jim menegaskan Satgas Karhutla Riau yang terdiri dari berbagai instansi seperti TNI, Polri, BPBD, Pemerintah daerah hingga berbagai elemen masyarakat terus berusaha menekan angka Karhutla, terutama menjelang pesta olahraga Asian Games 2018 yang berlangsung kurang dari sepekan mendatang.
"Beberapa hari ini cuaca memang cukup panas. Insha Allah kita akan maksimal bersama-sama masyarakat dan instansi terkait untuk melakukan penanggulangan," tuturnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 55 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) atau meningkat 16 persen dalam 24 jam terakhir.
Kepala BMKG Pekanbaru, Sukisno di Pekanbaru, Minggu mengatakan sebagian besar titik panas yang terpantau melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua yang diperbarui pukul 06.00 WIB tersebut menyebar di wilayah pesisir Riau.
"Titik panas terbanyak masih terpantau di Rokan Hilir dengan total 33 titik," katanya.
Selain Rokan Hilir, titik panas turut terpantau di Bengkalis dengan delapan titik, Siak enam titik serta Pelalawan tiga titik. Sementara satu titik panas masing-masing menyebar di Dumai, Rokan Hulu, Meranti dan Kuantan Singingi.
Secara keseluruhan, BMKG menyatakan total terdapat 120 titik panas yang menyebar di Pulau Sumatera. Selain di Riau, titik panas turut terpantau di Sumatera Utara 15 titik, Sumatera Barat 11 titik, Bangka Belitung 16 titik.
Selanjutnya di Sumatera Selatan terpantau sebanyak 10 titik, Jambi empat titik, Bengkulu dua titik dan Lampung tujuh titik panas.
Sementara itu, dari 55 titik panas yang terdeteksi di Riau, 32 titik diantaranya dipastikan sebagai titik api, atau indikator kuat adanya Karhutla dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.
Titik api tersebut terdeteksi di Rokan Hilir dengan 19 titik, Bengkalis enam titik, Siak lima titik dan satu titik api masing-masing di Pelalawan dan Kuantan Singingi.