Maksimalkan Penanggulangan Karhutla di Riau, BNPB Tambahi 2 Helikopter Bom Air

id maksimalkan penanggulangan, karhutla di, riau bnpb, tambahi 2, helikopter bom air

Maksimalkan Penanggulangan Karhutla di Riau, BNPB Tambahi 2 Helikopter Bom Air

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali menambah dua helikopter pengebom air guna memaksimalkan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) bagi Provinsi Riau.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur kepada Antara di Pekanbaru, Jumat mengatakan kedua helikopter pengebom air tersebut tiba di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin awal pekan ini.

"Dengan penambahan dua helikopter tersebut saat ini terdapat enam helikopter guna mencegah dan menanggulangi Karhutla di Riau," kata Jim.

Dia menjelaskan kedua helikopter bantuan BNPB tersebut masing-masing Bell 214 yang mampu mengangkut air hingga 3.000 liter serta MI-172 yang berkapasitas 4.000 liter sekali angkut.

Dengan tambahan dua helikopter tersebut, lanjutnya, Provinsi Riau kini total memiliki lima unit helikopter dari BNPB.

Sebelumnya BNPB pada awal tahun ini telah mengirim tiga unit helikopter pengebom air masing-masing jenis Bell berkapasitas 3.000 liter air, kemudian satu unit Sikorsky dan Kamov masing-masing mampu mengangkut 5.000 liter air.

Selain BNPB, Jim mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turut mengerahkan satu unit helikopter patroli guna pencegahan potensi Karhutla di Provinsi Riau.

"Keberadaan helikopter tersebut tentu akan sangat membantu Satgas dalam mencegah dan menanggulangi bencana Karhutla, terutama menjelang pesta olahraga Asian Games," tuturnya.

BMKG memprediksi wilayah Riau kembali memasuki musim kemarau fase ke dua pada Juli 2018 ini. Prediksi tersebut kemudian menjadi salah satu alasan Pemerintah Provinsi Riau memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan hingga 30 November 2018 mendatang.

Perpanjangan status tersebut selain mengantisipasi Karhutla, juga sebagai bagian dari upaya untuk mensukseskan pagelaran olahraga akbar se Asia, Asian Games 2018.

Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah menetapkan status Siaga Karhutla sejak 19 Februari 2018 lalu, dan berakhir pada 31 Mei 2018. Saat itu, penetapan status tersebut dilakukan setelah sebelumnya sebagian besar wilayah Riau mulai dilandar kebakaran hebat.

Tercatat, seluas 1.870,96 hektare lahan di Provinsi Riau hangus terbakar sepanjang lima bulan pertama 2018 ini, dengan lima kabupaten diantaranya mengalami kebakaran dengan luas diatas 100 hektare.

Sementara itu, Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut (BRG) Harris Gunawan baru-baru ini menyatakan kondisi lahan gambut di Provinsi Riau kini sangat rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan karena sebaran air di lahan gambut sangat rendah, yakni di bawah tingkat aman 40 centimeter.

"Sebaran air di lahan gambut Riau sudah mengkhawatirkan. Berdasarkan alat pemantau BRG di Pekanbaru dan daerah pesisir, rata-rata ketinggian air sudah di bawah 40 centimeter," kata Haris Gunawan.

BRG memasang tujuh alat pemantau ketinggian muka air yang bekerja memantau kondisi terkini (real time). Status semua alat yang terpasang kini dalam warna merah karena rendahnya sebaran air di lahan gambut.

***4***