Retmon Bensal Putra
Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sepekan menjelang masuknya bulan Ramadan, Dinas Perdagangan Kota Pekanbaru mencatat adanya kenaikan sejumlah komoditas pokok masyarakat di beberapa pasar tradisional di daerah tersebut.
"Dari pantauan pihak kita di lapangan, memang ada kenaikan sejumlah komoditas di pasaran," ucap Kepala Disperindag Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut, Selasa.
Ingot menuturkan bahwa kenaikan tersebut salah satunya dialami oleh cabai merah asal Bukittinggi dimana pada pekan sebelumnya dipasarkan dengan kisaran harga Rp35.000 hingga Rp36.000 per kilogram. Namun memasuki pekan ini harga komoditas tersebut dijual dengan kisaran harga mencapai Rp38.000 per kilogram.
Sementara itu, sejumlah harga cabai lain semisal cabai merah Medan serta cabai hijau justru mengalami penurunan harga dengan kisaran Rp1.000 hingga Rp5.000 perkilogramnya. Dikatakan Ingot kemudian bahwa hal tersebut terjadi lantaran jumlah pasokan dari dua komoditas tersebut dinilai masih cukup untuk diasarkan di beberapa pasar tradisional di Pekanbaru. Sehingga harga yang ditawarkan cenderung menurun.
"Teori ekonomi sederhana kan begitu. Barang banyak, otomatis harga menurun," imbuhnya.
Ingot menambahkan kenaikan harga tersebut juga dialami oleh ayam ras yang saat ini dijual dengan kisaran Rp27.000 perkilogramnya. Kendati kenaikn tersebut dinilai tidak begitu signivikan yaitu sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000 perkilogram, namun untuk komoditas ayam kampung harga yang ditawarkan masih sama dibandingkan dnegan pekan lalu yaitu Rp50.000 untuk tiap kilogramya. Kenaikan tersebut ditambahkan Ingot tidak lantas mempengaruhi harga telur, dimana sampai saat ini dijual dengan harga Rp1.500/butir untuk telur ayam ras dan telur ayam kampung dijual denga harga R2.500/butir.
Kendati demikian, hal ini tidak lantas menyurutkan minat masyarakat untuk membeli berbagai komoditas tersebut. Uni Eli salah satunya. Ia menuturkan bahwa restoran Padang miliknya dalam satu harinya membutuhkan sekitar 15 ekor ayam ras. Kendati harga ayam ras tersebut mengalami kenaikan, namun ia menuturkan bahwa tidak ada pilihan lain. Pasalnya rumah makannya tersebut memang terkenal dengan ayam rendang sehingga jika jumlah ayam dikurangi maka hal tersebut akan menjadi keluhan dari para konsumennya.
"Mau bagaimana lagi. Inikan resiko dalam berjualan. Walaupun harga ayam naik, tapi kita tidak bisa menaikan harga jual kita ke konsumen," keluhnya.