Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I-2018 turun 9,73 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017.
"Penurunan tersebut terutama disebabkan turunnya produksi industri barang galian bukan logam sebesar 13,80 persen, diikuti dengan turunnya produksi industri makanan sebesar 12,08 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden S. Gultom di Pekanbaru, Jumat.
Ia menjelaskan, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I-2018 juga turun sebesar 20,18 persen (q-to-q) terhadap triwulan IV tahun 2017. Industri yang mengalami penurunan produksi tertinggi adalah industri makanan yang turun 23,96 persen, diikuti dengan industri barang galian bukan logam, yang turun 22,59 persen.
Hanya saja, Aden tidak bisa menjelaskan apa yang menyebabkan penurunan tersebut.
Di tingkat nasional, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I tahun 2018 naik sebesar 5,01 persen (y-on-y) terhadap triwulan I tahun 2017. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang naik 18,87 persen, diikuti dengan industri mesin dan perlengkapan naik 18,48 persen.
Sementarauntuk pertumbuhan q-to-q pada level nasional, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I tahun 2018 naik 0,88 persen.
Industri yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah industri percetakan dan reproduksi media rekaman yang naik sebesar 13,54 persen, diikuti industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, naik 9,90 persen.
Sementara itu, Aden mengatakan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2018 naik sebesar 6,08 persen (y-on-y) dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional yang naik naik 94,44 persen.
Sedangkan industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah iIndustri kayu, barang dari kayu dan gabus ( tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya, yang turun 47,83 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan I-2018 juga naik sebesar 1,14 persen (q-to-q) terhadap triwulan IV tahun 2017. Industri yang mengalami kenaikan produksi tertinggi adalah industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional yang naik 95,65 persen.
Sedangkan industri yang mengalami penurunan terbesar adalah Industri karet, barang barang dari karet dan plastik yang turun 14,30 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2018 (y-on-y) pada tingkat nasional naik 5,25 persen. Sedangkan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2018 (q-to-q), naik sebesar 3,09 persen.***3**
Berita Lainnya
Menperin sebut manufaktur tumbuh 5,2 persen bukti industri topang ekonomi
07 November 2023 16:06 WIB
Menperin Agus Gumiwang sebut industri manufaktur butuh 682 ribu pekerja baru setiap tahun
04 September 2023 16:01 WIB
Indonesia dan Jepang kerja sama latih SDM manufaktur terapkan industri 4.0
10 August 2023 16:16 WIB
Investasi sektor industri manufaktur semester I 2023 capai Rp270,3 triliun
22 July 2023 15:39 WIB
Pindad dorong IA ITB dapat berkonstribusi di industri manufaktur pertahanan
20 December 2021 14:21 WIB
Industri otomotif membaik, perusahaan manufaktur manfaatkan untuk gelar IPO
20 November 2021 10:37 WIB
Kemenperin dorong industri manufaktur untuk manfaatkan peluang digitalisasi
24 July 2020 14:55 WIB
BPS: Industri manufaktur Riau alami pertumbuhan positif, begini penjelasannya
22 November 2019 10:39 WIB