Usai Jambore Nasional Generasi Hijau, Yayasan Belantara Bagikan 126.000 Bibit Mangrove

id usai jambore, nasional generasi, hijau yayasan, belantara bagikan, 126000 bibit mangrove

Usai Jambore Nasional Generasi Hijau, Yayasan Belantara Bagikan 126.000 Bibit Mangrove

Siak, (Antarariau.com) - Yayasan Belantara membagikan sebanyak 126.000 bibit mangrove di lima Kampung Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, bertepatan saat kunjungan peserta Jambore Nasional Generasi Hijau (JNGH) 2018.

Direktur Eksekutif Yayasan Belantara Sri Maryati saat kunjungannya ke Rumah Alam Bakau di Kampung Rawa Mekar Jaya, Sungai Apit, Rabu, menyebutkan penanaman 126.000 bibit mangrove nantinya akan disebar dari Kampung Lalang hingga ke Penyengat, sebagai kawasan pesisir sungai di Kecamatan Sungai Apit, Siak.

"Masing-masing kampung mendapatkan 21.000 batang bibit mangrove. Ini merupakan program dua tahun proteksi dan restorasi berkelanjutan dimana pembibitan tersebut dilakukan langsung di Mangrove Rawa Mekar Jaya," katanya.

Sri Maryati mengatakan bahwa yayasan belantara merupakan akronim dari Bersama Lestarikan Nusantara.

Ia mengatakan yayasan ini telah beroperasi sejak 2016 kemarin dan telah memfasilitasi sejumlah provinsi seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat dalam melaksanakan program pengelolaan ekosisem hutan.

Rombongan Yayasan Belantara dan Green Generation disambut warga sekitar dengan tarian tradisional joget lambak sebagai salam selamat datang di Kecamatan Sungai Apit, Siak. Tampak hadir Asisten I Setdakab Siak Budhi, Kadis DLH Syafrilienti, Direktur Belantara Sri Maryati, dan penggiat lingkungan Kecamatan Sungai Apit.

Asisten I Sekdakab Siak Budhi Yuwono menyampaikan, hutan bakau sangat penting dijaga kelestariannya, karena banyak memberikan manfaat bagi lingkungan.

"Seperti mencegah erosi dan abrasi pantai, mencegah intrusi air laut, menjadikan sarana tempat perlindungan tumbuhan dan hewan, serta bisa menjadi tempat wisata," ujar Budhi.

Kata Budhi, Kecamatan Sungai Apit merupakan kawasan pesisir yang banyak ditumbuhi pohon bakau, namun maraknya ilegal logging dan perambahan pohon bakau untuk bahan produksi membuat arang.

Lambat laun kondisi ini membuat jumlah pohon bakau di pesisir Sungai Apit semakin sedikit karena tidak diimbangi dengan kesadaran menanamnya kembali.

"Namun saat ini masyarakat sudah mulai menyadari manfaat dari pohon bakau atau dalam istilah ilmiah disebut mangrove. Sehingga berkat penyuluhan dan keinginan masyarakat kawasan ini mulai dilestarikan dan ditanami kembali sehingga kawasan ekowisata mangrove semakin berkembang," ucapnya.

Dia juga mengapresiasi Yayasan Belantara dalam melakukan penanaman pohon bakau di kabupaten Siak, sehingga ini menjadi motivasi bagi generasi hijau agar lebih semangat menyelamatkan hutan mangrove.