Pascapenangkapan Harimau Bonita, BBKSDA Riau Tetap Pertahankan Tim untuk Patroli

id pascapenangkapan harimau, bonita bbksda, riau tetap, pertahankan tim, untuk patroli

Pascapenangkapan Harimau Bonita, BBKSDA Riau Tetap Pertahankan Tim untuk Patroli

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono mengatakan bahwa tim terpadu penanganan konflik harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang sebelumnya dibentuk untuk menyelamatka Bonita akan tetap dipertahankan.

"Kita tidak akan berhenti pada saat penangkapan Bonita. Kita akan teruskan bersama TNI, Polri, dan pemerintah dalam pencegahan dan patroli," kata Suharyono di Pekanbaru.

Bonita adalah nama dari seekor harimau sumatera betina liar yang selama empat bulan terakhir berkeliaran di kawasan perkebunan sawit PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP) Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir.

Selama periode itu, Bonita yang diperkirakan berusia empat tahun itu menerkam dua manusia hingga meninggal dunia pada Januari dan Maret 2018.

Jumat kemarin (20/4), Bonita berhasil ditembak bius oleh tim terpadu BBKSDA Riau, TNI, Polri, Pemkab Indragiri Hilir, masyarakat dan sejumlah aktivis pegiat lingkungan dan satwa. Si kucing besar itu berhasil ditangkap dan direlokasi ke Pusat rehabilitasi harimau Dharmasraya, Sumatera Barat.

Menurut Suharyono, meskipun pencarian Bonita telah selesai, namun tim terpadu diharapkan dapat terus dipertahankan.

Terlebih lagi, Haryono mengatakan terdapat beberapa ekor harimau lainnya yang berada di sekitar Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir dan Pulau Muda, Pelalawan yang merupakan lansekap Swaka Margasatwa Kerumutan itu.

Bahan pada awal April 2018 lalu, dua ekor harimau sumatera dilaporkan menerkam hewan peliharaan warga di Pulau Muda, Pelalawan. BBKSDA Riau mengkonfirmasi kebenaran informasi tersebut dan menyatakan dua ekor harimau itu bagian dari lansekap Kerumutan.

"Dengan dukungan seluruh teman-teman, kita akan lanjutkan upaya sosialisasi, menenangkan warga dan juga berusaha mencegah konflik serupa," lanjuta Haryono.

Lebih jauh, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ir Wiratno berharap agar tim yang telah dibentuk dapat dipertahankan, serta dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya dalam mengatasi konflik serupa.

"Antisipasi ke depan, tim terpadu jalan terus. Saya menduga masih ada konflik-konflik serupa yang akan terjadi dan sudah terjadi di daerah lain. Penanganan ini bisa jadi contoh daerah lain," ujarnya kepada Antara disela-sela konferensi pers penangkapan Bonita di Pekanbaru hari ini.