Cabai, Bawang, dan Lontong Sumbang Inflasi Riau jadi 0,55 Persen pada Maret lalu

id cabai bawang, dan lontong, sumbang inflasi, riau jadi, 055 persen, pada maret lalu

Cabai, Bawang, dan Lontong Sumbang Inflasi Riau jadi 0,55 Persen pada Maret lalu

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,55 persen pada Maret 2018 dengan penyumbang terbesar adalah kenaikan pada harga kelompok bahan makanan.

"Komoditi yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau diantaranya adalah cabai merah, bawang merah, ketupat atau lontong sayur, dan bawang putih," kata Kepala Badan Pusat Statisik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom di Pekanbaru, Senin.

Ia menjelaskan, pada Maret 2018, Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 134,56. Inflasi Tahun Kalender (Januari - Maret 2018) 0,85 persen, dan inflasi "Year on Year" (Maret 2018 terhadap Maret 2017) 3,62 persen.

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga barang dan jasa berupa inflasi/deflasi di tingkat konsumen di daerah perkotaan.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga di suatu daerah tertentu.

BPS menentukan inflasi Riau dengan menghitung IHK di tiga kota, yakni Pekanbaru, Tembilahan dan Dumai.

"Dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru 0,56 persen, Dumai 0,05 persen, dan Tembilahan 1,38 persen," kata Aden.

Terjadi kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 1,68 persen, diikuti kelompok sandang 0,62 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,35 persen, kelompok kesehatan 0,31 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan masing-masing sebesar 0,06 persen.

Sementara itu, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga relatif stabil.

Komoditas yang menahan inflasi (deflasi) antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan udara, bayam, dan lain-lain.

Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 19 kota mengalami inflasi, dengan Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tembilahan sebesar 1,38 persen, diikuti oleh Sibolga 0,79 persen, dan Jambi 0,63 persen. Kemudian inflasi terendah terjadi di Kota Dumai sebesar 0,05 persen.

Deflasi terjadi di 4 kota, yang terbesar terjadi di kota Lhokseumawe dengan deflasi sebesar 0,25 persen.

Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, 57 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,10 persen, diikuti Tembilahan 1,38 persen, dan Tanjung 0,83 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Sumenep sebesar 0,01 persen.

Deflasi terjadi di 25 kota, yang terbesar terjadi di kota Tual dengan deflasi sebesar 2,30 persen.