Pekanbaru, (Antarariau.com) - Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,55 persen pada Maret 2018 dengan penyumbang terbesar adalah kenaikan pada harga kelompok bahan makanan.
"Komoditi yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau diantaranya adalah cabai merah, bawang merah, ketupat atau lontong sayur, dan bawang putih," kata Kepala Badan Pusat Statisik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan, pada Maret 2018, Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 134,56. Inflasi Tahun Kalender (Januari - Maret 2018) 0,85 persen, dan inflasi "Year on Year" (Maret 2018 terhadap Maret 2017) 3,62 persen.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga barang dan jasa berupa inflasi/deflasi di tingkat konsumen di daerah perkotaan.
Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga di suatu daerah tertentu.
BPS menentukan inflasi Riau dengan menghitung IHK di tiga kota, yakni Pekanbaru, Tembilahan dan Dumai.
"Dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru 0,56 persen, Dumai 0,05 persen, dan Tembilahan 1,38 persen," kata Aden.
Terjadi kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 1,68 persen, diikuti kelompok sandang 0,62 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,35 persen, kelompok kesehatan 0,31 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan masing-masing sebesar 0,06 persen.
Sementara itu, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga relatif stabil.
Komoditas yang menahan inflasi (deflasi) antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan udara, bayam, dan lain-lain.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 19 kota mengalami inflasi, dengan Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tembilahan sebesar 1,38 persen, diikuti oleh Sibolga 0,79 persen, dan Jambi 0,63 persen. Kemudian inflasi terendah terjadi di Kota Dumai sebesar 0,05 persen.
Deflasi terjadi di 4 kota, yang terbesar terjadi di kota Lhokseumawe dengan deflasi sebesar 0,25 persen.
Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, 57 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,10 persen, diikuti Tembilahan 1,38 persen, dan Tanjung 0,83 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Sumenep sebesar 0,01 persen.
Deflasi terjadi di 25 kota, yang terbesar terjadi di kota Tual dengan deflasi sebesar 2,30 persen.
Berita Lainnya
Mengendalikan inflasi dengan menggunakan cabai kering dan pasta bawang
25 November 2024 13:58 WIB
Harga komoditas pangan beras-bawang dan cabai hingga telur naik per 22 Juli
22 July 2024 11:54 WIB
Kendalikan inflasi, Pekanbaru terima bibit cabai dan bawang
02 February 2023 10:14 WIB
Stabilisasi harga, Badan Pangan berupaya fasilitasi distribusi cabai dan bawang
13 June 2022 15:16 WIB
Pasokan Berlimpah, Harga Cabai dan Bawang Turun di Pekanbaru
04 May 2018 13:25 WIB
Pekan Depan di Pekanbaru Panen Raya Cabai dan Bawang Merah
18 May 2016 17:16 WIB
2 Hari ini Cabai dan Bawang Harganya Melambung di Pekanbaru
03 March 2016 20:26 WIB
Pekanbaru Dorong Petani Kembangkan Cabai Dan Bawang
09 October 2015 9:23 WIB