2018 ini Serangan DBD di Pekanbaru Capai 48 Kasus, Ini Instruksi Dinkes

id 2018 ini, serangan dbd, di pekanbaru, capai 48, kasus ini, instruksi dinkes

2018 ini Serangan DBD di Pekanbaru Capai 48 Kasus, Ini Instruksi Dinkes

Retmon Bensal Putra

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Dari periode Januari hingga pertengahan Maret 2018, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat ada 48 kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD di Ibu Kota Provinsi Riau itu.

"Angka penderita DBD cukup tinggi," ucap Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy Saragih melalui Kepala Bidang Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Gustiyanti, di Pekanbaru, Rabu.

Gustiyanti menjelaskan bahwa kasus DBD tersebut tidak lepas dari peralihan musim yang saat ini terjadi di wilayah Kota Pekanbaru. Lebih jauh ia mengatakan bahwa kondisi cuaca menjadi salah satu faktor utama tingginya kasus tersebut.

Gustiyanti mengungkapkan bahwa dari 48 kasus tersebut, Kecamatan Tampan menjadi penyumbang terbanyak dengan 10 kasus. Kemudian disusul Kecamatan Bukit Raya dengan 8 Kasus, Lalu Kecamatan Payung Sekaki dan Marpoyan Damai masing-masing 7 kasus. Selanjutnya Kecamatan Tenayang Raya menyumbang 4 kasus yang diikuti Kecamatan Limapuluh Dan Sukajadi 3 kasus. Selain itu Kecamatan Sail ikut menyumbang 2 kasus dan Kecamatan Senapelan, Pekanbaru Kota, Rumbai Pesisir dan Kecamatan Rumbai Masing-masing 1 kasus.

Lebih ia mengatakan bahwa 48 kasus DBD tersebut pada pekan ke-9 di tahun 2018 ini mengalami kenaikan 11 kasus dari awal tahun hingga bulan Februari yang hanya 37 kasus. Sedangkan dari 48 kasus tersebut mayoritas penderitanya ialah anak-anak yang memang hampir hari-hari mereka dihabiskan diluar ruangan.

"Mau bagaimana lagi, usia 4 sampai 9 tahun adalah usia bermain. Mau dilarang juga belum tentu bisa," katanya.

Terkait hal tersebut Gustiyanti mengaku bahwa pihak Diskes Pekanbaru telah menginstruksikan kepada jajaran pusat kesehatan masyarakat di masing-masing kecamatan untuk terus mendekatkan diri ke warga. Hal ini berujuan untuk terus menggerakkan upaya pencegahan DBD dengan metode 3M Plus, yakni Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, Menggunakan kelambu saat tidur, Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, Menanam tanaman pengusir nyamuk, Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah serta Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk. Hal ini dikatakannya sebagai langkah konkrit dari gerakan 3M yang telah dikenal masyarakat.

Ia juga mengimbau masyaraat untuk mewaspadai berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti. Pasalnya potensi kematian akibat terserang DBD sangat besar. Sedikit saja terlambat dalam penanganan para korban, maka hal buruk bisa saja terjadi. Untuk itulah ia menekankan kepada seluruh masyarakat agar menciptakan lingkungan sehat agar terhindar dari berbagai serangan penyakit.***4***