Pekanbaru, (Antarariau.com) - Masyarakat Provinsi Riau mulai mengenal Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Minas, Kabupaten Siak, dengan menjadikan lokasi tersebut sebagai salah satu alternatif menghabiskan libur akhir pekan.
"Kami bisa melihat gajah secara langsung. Terutama anak-anak, sangat senang ketika melihat dan berfoto dengan gajah," kata Gilang, salah seorang pengunjung yang membawa serta istri dan anaknya di PLG Minas, Siak, Ahad.
Gilang yang merupakan warga Kota Pekanbaru tersebut mengaku cukup sering membawa serta keluarganya ke PLG Minas. Dalam satu bulan, ia menuturkan selalu menyempatkan satu hari ke PLG Minas.
Menurut dia, lokasi itu cukup mudah dijangkau. Dirinya hanya membutuhkan waktu lebih kurang 90 menit untuk menuju ke pusat pelatihan gajah terbesar di Riau tersebut dari kediamannya di Pekanbaru.
Pusat pelatihan gajah ini berlokasi di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim, Kabupaten Siak. Tahura tersebut berada di bawah pengawasan langsung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Selain membawa keluarga ke PLG, dia juga mengatakan sering mampir untuk menyegarkan diri di Tahura. Dua lokasi itu, dia nilai sebagai alternatif hiburan berbasis alam yang baik.
"Jadi satu paket perjalanan, setelah ke Tahura mampir ke PLG," ujarnya.
Namun, dia berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih dengan memperbaiki infrastruktur jalan menuju PLG. Dari pantauan Antara, akses jalan menuju PLG masih belum diaspal. Kontur jalan yang merupakan tanah lempung sangat licin untuk dilalui setelah diguyur hujan.
Selain itu, fasilitas di PLG gajah juga cukup minim untuk memanjakan pengunjung. Padahal, jika kedua fasilitas itu diperbaiki, serta didukung aturan yang baik, tidak dipungkiri PLG menjadi destinasi wisata pilihan serta mampu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
Staf PLG Minas, Khairul Amri mengatakan sebanyak 16 ekor gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) jinak menghuni pusat latihan gajah (PLG) Minas tersebut.
Ia mengatak, lima ekor diantaranya merupakan gajah betina yang masing-masing bernama Indah, Vera, Sela, Nia dan Dayang.
Sementara, 11 gajah jantan terdiri dari Seng Arun, Bankin, Jopi, Bangsong, Doni, Giam, Reno, Budi, Pato, Angga, dan Diego.
Seng Arun, kata dia, merupakan gajah tertua di pusat pelatihan gajah terbesar di Provinsi Riau tersebut. Gajah berbobot lebih dari 3,3 ton itu saat ini berusia sekitar 45 tahun.
Sementara, gajah yang paling muda adalah Diego, berusia delapan tahun. Gajah jantan yang memiliki nama mirip pemain sepak bola itu merupakan anak dari Vera, salah satu gajah betina dewasa di sana.
Seluruh gajah di sini dijaga dan dirawat oleh 30 staf, baik mahot, medis dan lainnya," ujarnya.
Khairul menjelaskan, seluruh gajah di PLG Minas telah memiliki kepandaian serta terlatih. Bahkan, beberapa ekor gajah tersebut tampak pamer keterampilan dengan bermain bola basket serta hula hoop kepada pewarta Antara hari ini.
***4***
"Kami bisa melihat gajah secara langsung. Terutama anak-anak, sangat senang ketika melihat dan berfoto dengan gajah," kata Gilang, salah seorang pengunjung yang membawa serta istri dan anaknya di PLG Minas, Siak, Ahad.
Gilang yang merupakan warga Kota Pekanbaru tersebut mengaku cukup sering membawa serta keluarganya ke PLG Minas. Dalam satu bulan, ia menuturkan selalu menyempatkan satu hari ke PLG Minas.
Menurut dia, lokasi itu cukup mudah dijangkau. Dirinya hanya membutuhkan waktu lebih kurang 90 menit untuk menuju ke pusat pelatihan gajah terbesar di Riau tersebut dari kediamannya di Pekanbaru.
Pusat pelatihan gajah ini berlokasi di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim, Kabupaten Siak. Tahura tersebut berada di bawah pengawasan langsung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Selain membawa keluarga ke PLG, dia juga mengatakan sering mampir untuk menyegarkan diri di Tahura. Dua lokasi itu, dia nilai sebagai alternatif hiburan berbasis alam yang baik.
"Jadi satu paket perjalanan, setelah ke Tahura mampir ke PLG," ujarnya.
Namun, dia berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih dengan memperbaiki infrastruktur jalan menuju PLG. Dari pantauan Antara, akses jalan menuju PLG masih belum diaspal. Kontur jalan yang merupakan tanah lempung sangat licin untuk dilalui setelah diguyur hujan.
Selain itu, fasilitas di PLG gajah juga cukup minim untuk memanjakan pengunjung. Padahal, jika kedua fasilitas itu diperbaiki, serta didukung aturan yang baik, tidak dipungkiri PLG menjadi destinasi wisata pilihan serta mampu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
Staf PLG Minas, Khairul Amri mengatakan sebanyak 16 ekor gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) jinak menghuni pusat latihan gajah (PLG) Minas tersebut.
Ia mengatak, lima ekor diantaranya merupakan gajah betina yang masing-masing bernama Indah, Vera, Sela, Nia dan Dayang.
Sementara, 11 gajah jantan terdiri dari Seng Arun, Bankin, Jopi, Bangsong, Doni, Giam, Reno, Budi, Pato, Angga, dan Diego.
Seng Arun, kata dia, merupakan gajah tertua di pusat pelatihan gajah terbesar di Provinsi Riau tersebut. Gajah berbobot lebih dari 3,3 ton itu saat ini berusia sekitar 45 tahun.
Sementara, gajah yang paling muda adalah Diego, berusia delapan tahun. Gajah jantan yang memiliki nama mirip pemain sepak bola itu merupakan anak dari Vera, salah satu gajah betina dewasa di sana.
Seluruh gajah di sini dijaga dan dirawat oleh 30 staf, baik mahot, medis dan lainnya," ujarnya.
Khairul menjelaskan, seluruh gajah di PLG Minas telah memiliki kepandaian serta terlatih. Bahkan, beberapa ekor gajah tersebut tampak pamer keterampilan dengan bermain bola basket serta hula hoop kepada pewarta Antara hari ini.
***4***