Dua Pangkalan Gas Elpiji Di Pekanbaru Dicurigai Lakukan Penyelewengan

id dua pangkalan, gas elpiji, di pekanbaru, dicurigai lakukan penyelewengan

Dua Pangkalan Gas Elpiji Di Pekanbaru Dicurigai Lakukan Penyelewengan

Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menemukan indikasi penyelewengan gas bersubsidi tiga kilogram atau gas melon pada dua pangkalan di daerah itu.

"Kita tunggu pertanggungjawaban kemana (distribusi) tabung gas yang tidak jelas itu," kata Kepala Bidang Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman di Pekanbaru, Jumat.

Ia merincikan kedua pangkalan yang diduga melakukan penyelewengan gas bersubsidi tersebut masing-masing PT Lisfa Inti Selaras di Kecamatan Rumbai dan PT Alam Anugerah di Kecamatan Tampan.

Selain dugaan penyelewenangan, pada pangkalan pertama Disperindag Pekanbaru mempertanyakan puluhan tabung gas yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Selain itu, Disperindag juga melihat adanya pelanggaran elementer seperti tidak dipasangnya papan nama pangkalan serta spanduk pemberitahuan Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Di pangkalan itu kami pertanyakan ke mana 52 tabung gas dari 100 tabung yang dikirim agen ke sana," ujarnya.

Sementara di pangkalan kedua, PT Alam Anugerah Sejahtera ditemukan adanya kekosongan gas. Padahal kuota untuk pangkalan itu mencapai 1.300 tabung per bulan. Sementara pada buku catatan penjualan juga tidak terisi penuh.

Temuan-temuan itu sendiri semakin memperkuat adanya pangkalan nakal yang mendistribusikan gas subsidi tidak tepat sasaran. Perilaku pangkalan nakal seperti itu menjadi salah satu faktor kelangkaan gas di masyarakat.

Lebih jauh, Irba mengatakan temuan pangkalan nakal yang berawal dari razia rutin tersebut akan terus dilakukan dalam beberapa waktu ke depan.

Masyarakat Kota Pekanbaru kerap mengeluhkan kelangkaan elpiji isi tiga kilo gram dalam beberapa waktu terakhir. Disperindag Pekanbaru menilai kelangkaan itu disebabkan pengelola pangkalan nakal yang menjual gas elpiji ke warung-warung.

Selain menyebabkan kelangkaan, mayoritas warung juga menjual elpiji melon jauh diatas harga eceran tertinggi yakni Rp18.000 menjadi lebih dari Rp23.000 per tabung.