Pemuda Indonesia Diharapkan Dapat Memaknai Sumpah Pemuda Dengan Konteks Kekinian

id pemuda indonesia, diharapkan dapat, memaknai sumpah, pemuda dengan, konteks kekinian

Pemuda Indonesia Diharapkan Dapat Memaknai Sumpah Pemuda Dengan Konteks Kekinian

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pemerhati dari Universitas Riau Prof. HB Isyandi meminta pemuda Indonesia untuk terus berupaya meningkatkan kualitas intelektual sebagai aktualisasi dan memaknai peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam konteks kekinian.

"Memakanai peringatan Sumpah Pemuda penting guna menghargai dan mengenang jasa-jasa pemuda saat itu, sebab tanpa mereka RI tidak akan berdaulat," kata HB Isyandi di Pekanbaru, Jumat.

Ajakan tersebut disampaikannya berkaitan dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017, yang selanjutnya tentunya dituntut peran pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut dia, intelektual merupakan suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengamalkannya dalam hubungannya dengan lingkungan dan masalah-masalah yang timbul.

Ia mengatakan, intelektual bisa diartikan sebagai kombinasi sifat-sifat manusia yang terlihat dalam kemampuan memahami hubungan yang lebih kompleks, semua proses berfikir abstrak, menyesuaikan diri dalam pemecahan masalah dan kemampuan memperoleh kemampuan baru.

"Intelektual bisa juga diartikan sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif," kata Isyandi yang juga Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi UR itu.

Akan tetapi, katanya, tidak harus kaku apa yang dipahami oleh masyarakat bahwa kata intelektual itu hanya dimiliki oleh seseorang yang mempunyai pendidikan yang tinggi, padahal tinggi atau tidaknya pendidikan yang di tempuh seseorang, tidak akan menjamin diri seseorang tersebut menjadi seorang yang ber intelek.

Oleh karena itu, pemuda Indonesia dan Riau khususnya harus bisa mengisi diri dengan intelektualitas yang menuntut bahwa pemuda itu harus cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan.

"Pemuda agar terus berupaya meningkatkan keterampilan, kemampuan berfikir formal dan non formal, apalagi kini pemuda berhadapan dengan daya saing tekhnologi yang makin maju disekitar negara-negara Asia saja seperti Singapura dan Loas, Malaysia sudah mengandalkan tekhnologi dalam aktivitas pembangunan mereka. Bahkan India mengandalkan tekhnologi dalam mengembangkan UMKMnya atau dikenal dengan small bisnis dengan memanfaatkan berbagai tekhnologi digital itu," katanya.

Pemuda Indonesia harus berperan aktif mengangkat derajat bangsa melalui kemampuan intelektualnya, dan disadari bahwa peran tersebut dibutuhkan untuk menciptakan keluarga yang bahagia, makmur dan berkeadilan. Pemuda harus menggagas makna perjuangan itu sendiri dan berjuang dengan sepenuh hati untuk memimpim negeri ini menjadi lebih baik lagi.

Untuk menjadi seorang pemimpin, katanya, mereka harus ikut berorganisasi, dan lambat laun pasti akan terasah menjadi pemimpin, dan itu bisa dimulai dari organisasi kampus misalnya, pramuka, dan organisasi kepemudaan lainnya.

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, adalah bukti otentik bahwa pada 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan dengan penuh semangat perjuangan, dan seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Bulan oktober selaku hari lahirnya bangsa Indonesia, prosedur kelahiran Bangsa Indonesia ini adalah buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis ketika itu.

Kondisi ketertindasan inilah yang lalu mendorong para pemuda ketika itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan juga martabat hidup manusia Indonesia asli, tekad ini menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 Agustus 1945.