Legislator Pekanbaru Sayangkan Adanya Penyegelan Sekolah

id legislator pekanbaru sayangkan adanya penyegelan sekolah

Legislator Pekanbaru Sayangkan Adanya Penyegelan Sekolah

Pekanbaru (Antarariau.com) - Salah satu pimpinan DPRD Kota Pekanbaru Jhon Romi Sinaga meminta semua pihak yakni warga, sekolah dan Dinas Pendidikan setempat duduk bersama untuk mencarikan dan menyelesaikan persoalan penyegelan dua SD di hari pertama tahun ajaran baru 2017/2018, Senin.

"Saya sangat menyayangkan penyegelan ini karena menggangu aktifitas belajar mengajar," kata Romi panggilan akrab pria berbadan kekar ini kepada antara di Pekanbaru, Senin.

Menurut dia penyegelan ini tidak semestinya dilakukan warga atau siapapun itu, jika memang ada hal yang tidak jelas bisa dibicarakan kepada sekolah, Disdik kalau perlu melaporkannya ke DPRD.

"Kami siap memfasilitasi, jangan seperti ini merusak dan mengganggu fasilitas umum. Kita sangat menyayangkan seharusnya bisa duduk bersama karena negara kita negara hukum segalanya tidak boleh anarkis," ujarnya.

Romi juga yakin diera transparansi saat ini pihak sekolah sangat profesional dalam menjalankan proses penerimaan siswa baru.

"Kita yakin Kepala Sekolah tempat dua SD yang disegel profesional. Karena jaman kini sudah beda dan semua harus sesuai mekanisme," tegasnya.

Namun demikian ia berharap Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru segera menyelesaikan masalah ini agar tidak berlarut dan mengganggu proses belajar mengajar.

"Kita himbau Disdik menyelesaikan. Persoalan seperti ini harus tegas dan panggil pihak terkait," ujarnya.

Ditanya solusi ia juga berharap kepada para orangtua agar bijaksana jika memang sudah tidak tertampung bisa mencari sekolah lain.

"Solusinya tidak tertampung banyak sekolah lain kan ada swasta juga," tambahnya.

Diberitakan pada hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2017/2018, Senin sejumlah warga telah menyegel dan memasang rantai gembok dipintu gerbang sekolah SDN 78 dan SDN 90 di Jalan Dahlia Keluarahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

Penutupan pintu gerbang itu dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan warga sekitar yang anak-anak mereka tidak diterima di sekolah tersebut.

"Warga memohon agar anak-anak setempat yang sudah cukup umur diterima sekolah, tapi kenyataannya yang tak cukup umur malah terima padahal anak dari luar," keluh seorang warga, Lina.

Ia mengatakan banyak warga yang tinggal di sekitar sekolah tersebut tidak bisa menyekolahkan anak mereka ke SDN 78 dan SDN 90. Padahal, mayoritas warga tersebut berasal dari keluarga kurang mampu dan sangat berharap anak mereka mendapat kemudahan.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 90 Indrawita mengatakan pihaknya sudah melakukan proses penerimaan siswa baru sesuai ketentuan yang berlaku.

Ia menyatakan, sudah memberikan porsi hingga 50 persen untuk anak-anak disekitar sekolah itu.

"Kuotanya sudah diatur sesuai ketentuan, tapi anak-anak tempatan di sini jumlahnya terlalu banyak," kata Indrawita.