Pekanbaru, 12/4 (ANTARA) - PT Kalila Energi Ltd diminta untuk segera melakukan langkah penanggulangan untuk mengurangi dampak gas metan terhadap kerusakan lingkungan akibat dari semburan gas di Sumur Segat 2, Kabupaten Pelalawan, Riau. "Gas metan yang disemburkan dapat berpengaruh pada penipisan lapisan ozon dan memperparah emisi gas rumah kaca di Riau," kata Peneliti Lingkungan Universitas Riau, Prof DR Adrianto Ahmad kepada ANTARA di Pekanbaru, Senin. Setelah gas menyembur sejak pertengahan Maret lalu, PT Kalila akhirnya berhasil mengendalikan insiden di Sumur Segat 2 di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan. Sebelumnya, gas bertekanan tinggi tersebut menyembur ke udara hingga ketinggian sekitar 30 meter dan sulit dikendalikan. Meski semburan dapat ditanggulangi, Adrianto menilai konsentrasi gas metan yang biasa terkandung dalam gas bumi patut diwaspadai. Senyawa CH4 dari metan tersebut berdampak pada penipisan lapisan ozon dan metan bersifat sulit terurai di udara. "Akibatnya, metan membuat lapisan ozon makin menipis dan cahaya matahari langsung masuk ke bumi. Sedangkan, pemantulan sinar matahari sangat lemah karena terhalang metan yang sulit diuraikan secara alami di udara sehingga memperparah pemanasan global," ujarnya. Berdasarkan penelitian, lanjutnya, dampak pencemaran dari semburah gas di Segat 2 bisa ditoleransi dan tak berbahaya bagi manusia. Namun secara akumulasi dampak dari gas metan di atmosfer sulit ditanggulangi. "Perusahaan belum meneliti kandungan gas metan dari semburah gas itu. Karena itu, saya merekomendasikan perusahaan untuk memonitoring kandungan metan secara berkala di lokasi semburan," katanya. Mega Safe Healthy Environment Superintendent PT Kalila, Mega Nainggolan, mengatakan pihak perusahaan akan melakukan penghijauan di lokasi kejadian semburan gas tersebut. Dengan penanaman lebih banyak pohon, lanjutnya, diharapkan dapat memperbanyak produksi oksigen untuk membantu menguraikan gas metan yang terlepas di udara. "Kita akan melakukan penghijauan di daerah tersebut," katanya. Sementara itu, Manager Communication PT Kalila Dahrul Hidayat mengatakan, semburan gas di Segat 2 bisa dikendalikan dengan bantuan alat BOP (Blow out preventer) pada tanggal 2 April. Selanjutnya, tim Kalila memasukan lumpur yang khusus digunakan dalam kegiatan pengeboran untuk menurunkan tekanan. "Penanganan aliran gas selesai pada tanggal 8 April lalu," kata Dahrul.