Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau akan menjadikan jamu gendong sebagai minuman wajib sajian hotel di Kota Pekanbaru saat penyambutan tamu guna memasyarakatkan pemakaian obat ramuan alami.
"Program minum jamu gendong akan di galakkan di Riau, karena baik bagi kesehatan masyarakat," kata Kadiskes Riau Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Senin.
Menurut Mimi minum jamu gendong setiap hari aman bagi kesehatan karena terbuat dari ramuan alami tanpa bahan kimia.
"Sebenarnya jamu sudah menjadi minuman tradisional tapi harus dengan syarat higenis dan terjamin sanitasinya," katanya.
Dia menjelaskan, sasaran ke depan selain memasyarakatkan jamu bagi warga, juga akan dilakukan bagi tamu dan wisatawan yang berkunjung dan menginap di hotel.
"Kita akan imbau pengelola hotel menyajikan jamu sebagai hidangan pertama pelepas dahaga saat ada tamu hendak menginap," tuturnya.
Mimi menyarankan kegiatan hotel juga menyediakan pojok jamu.
"Saat sarapan menu disediakan aneka jamu," tambahnya.
Pihaknya juga berjanji akan terus berupaya mensosialisasikan jamu gendong kepada masyarakat Riau.
Karena jamu gendong terbuat dari bahan rempah-rempah alami diolah melalui industri rumahan tanpa menggunakan pengawet.
"Rumah tangga membuat jamu gendong secara manual dan resep turun temurun," jelasnya.
Untuk itu sebutnya lagi Dinkes akan terus berupaya membina dengan cara melihat ketempat pembuatan serta melakukan penyuluhan dan sanitasi industri jamu gendong di Riau.
Mimi mengaku saat ini sudah ada ratusan usaha jamu gendong rumahan.
"Di Pekanbaru ada 100 usaha jamu gendong yang sudah dibina dan di Inhil baru mulai. Ke depan seluruh kabupaten/kota Riau akan kita sasar," tambahnya.
Mimi bahkan meyakinkan semua pegawai Dinkes Provinsi kini sudah membiasakan minum jamu gendong sekali dalam sepekan di kantornya.
"Pegawai Dinkes tiap Kamis usai senam disuguhi jamu gendong berbahan kunyit, beras kencur, daun sirih, temulawak dengan gratis," tambahnya.
Pantauan Antara di lapangan setiap pagi dan sore pedagang jamu gendong menjajakan jualannya ke lingkungan perumahan Jalan Fazar, Labuh Baru Barat.
Saat ini para pedagang jamu tidak ada lagi yang berjualan dengan bakul di pinggang berikatkan kain panjang, mereka beralih menggunakan sepeda bahkan sepeda motor.
"Jangkauan berjualannya jauh-jauh jadi kalau jalan kaki tidak kuat," kata Yayuk (40) salah seorang pedagang jamu.
Jamu yang dijual antara lain berbahan kunyit, beras kencur, sirih dan pahit, serta gula jahe.