Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Riau membidik 10.544.550 pasangan usia subur menggunakan alat kontrasepsi secara aktif guna menekan laju pertumbuhan penduduk di daerah itu.
"Laju pertumbuhan penduduk di Riau terus tinggi, jika tidak dikendalikan bisa berdampak pada berkurangnya lahan pertanian akibat pesatnya pembangunan perumahan dan permukiman penduduk yang semakin padat, " kata Kepala BKKBN Perwakilan Riau Yenrizal Makmur, di Pekanbaru, Senin.
Menurut dia, tingginya pertumbuhan penduduk di Riau terus tinggi bisa mengakibatkan terjadinya kerawanan pangan, meningkatnya pengangguran karena pencari kerja terus bertambah.
Ia mengatakan saat ini tercatat sebanyak 724.052 peserta KB aktif yang, berikutnya pasangan yang ingin anak segera sebanyak 76.900 PUS, dan pasangan yang ingin memiliki anak 97.789, serta tidak menginginkan anak lagi sebanyak 112.601.
Selain itu, katanya, pasangan usia subur yang tidak terjangkau KB tercatat kini sebanyak 174.769 peserta.
"Pasangan yang tidak terjangkau KB karena dipengaruhi oleh tidak adanya ketersediaan fasilitas kesehatan, mereka tidak memperoleh informasi KB, serta mereka tidak terjangkau penyuluh KB dan akibat kualitas SDM yang rendah," katanya.
Kendala lainnya banyaknya ditemukan pasangan usia subur namun tidak terjangkau program KB adalah akibat sulitnya transportasi khususnya pada wilayah perbatasan dan terpencil sehingga tenaga punyuluh KB sulit memberikan penyuluhan.
Oleh karena itu, solusinya dibutuhkan program peningkatan kelembagaan urusan pengendalian penduduk dan KB pada kabupaten dan kota se-Riau.Tahun 2017 sudah terbentuk kelembagaan baru dengan rincian lima Organisasi Perangkat Derah (OPD) berbentuk dinas pengendelaian penduduk dan KB dan sisnya bergabung dengan sektor lainya, yakni empat OPD bertipe A dan 8 OPD bertipe B.
Selain itu, meningkatkan kualitas tenaga fungsional penyuluh KB dan tenaga petugas lapangan KB yang merupakan ujung tombok pengelolaan progra, di tingkat lini lapangan dalam menggerakkan masyarakat untuk berpartasipasi dalam program kependudukan KB.
"Saat ini di Riau tercatat jumlah petugas/pengelola KB di lapangan terdiri atas KPUPTD kecamatan, korlap KB, PPLKB, PLKB/PKB tercatat 210 orang, namun jumlah tersebut setiap tahun semakin berkurang dan akan terasa sangat kurang dibandingkan dengan jumlah kecamatan desa, kelurahan di Riau,"katanya.
Dari 163 Kecamatan dan 1.835 desa/kelurahan, ke depan diharapkan adanya penambahan petugas lapangan KB atau tenaga honorer/ kontrak yang berjumlah kini 86 orang serta mengaktifkan kembali peran kader KB. Sebanyak 1.380 bidan sudah dilatih juga 362 dokter yang sudah terlatih namun masih banyak yang belum mendapatkan sertifikat kompetisi dari pihak yang berwenang (JNPK/P2KS).
Disamping itu kabupaten dan kota agar memfasilitasi antara provider dengan JNPK/P2KS untuk mempercepat proses mendapatkan sertifikat kompetisi melalui permberdayaan provider yang sudah dilatih, untuk ikut serta di dalam pelayanan dan magang di klinik-klinik yang telah memenuhi syarat.
"Untuk menggerakkan masyarakat telah dilakukan orientasi bagi Danramil, tokoh agama, tokoh masyarakat, kader dan mitra kerja lainnya. Moment strategis tetap dilakukan melalui kegiatan momentum seperti IBI-KB.Kes, Bayangkara KB Kes, dan Manunggal KB-Kes,"katanya.
Berita Lainnya
Laju pertumbuhan penduduk Riau capai 3,59 persen dan itu masih tinggi
24 September 2020 16:15 WIB
Komisi IX DPR RI temukan penduduk Riau belum paham KB
21 March 2019 11:44 WIB
Penduduk usia produktif Riau lebih besar dari nonproduktif
14 March 2019 11:23 WIB
BKKBN: Laju Pertumbuhan Penduduk Riau Lampaui Nasional
23 April 2015 21:59 WIB
BKKBN Riau Percepat Grand Design Pengendalian Penduduk
23 April 2013 7:40 WIB
Pemerintah Indonsia rencanakan program reforestasi masif sasar lahan kritis
10 December 2024 14:14 WIB
Akselerasi kemandirian pangan, PTPN sasar produksi setengah juta ton gabah melalui program TAMPAN
30 November 2024 11:06 WIB
Serangan udara sasar rumah dekat MER-C di Kota Rafah, semua relawan selamat
18 May 2024 16:05 WIB