Tembilahan (Antarariau.com) - Dinas Pertanian, Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DPTPHP ) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau, menargetkan sebanyak 2000 ekor sapi bunting di tahun 2017, hal ini guna meningkatkan populasi ternak tersebut di daerah itu.
"Target kita 2000 ekor sapi di Inhil bunting pada tahun 2017 ini. Baik melalui kawin alam maupun Inseminasi Buatan (IB)," ucap Kepala DPTPHP kabupaten Inhil, Kuswari, beberapa waktu lalu.
Kuswari menyampaikan, target ini dibuat guna meningkatkan populasi ternak sapi di Negeri Seribu Parit Hamparan Kelapa Dunia melalui program upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab).
Dalam program kawin suntik ini, terdapat beberapa jenis sperma sapi dari pejantan unggul, sedangkan keunggulan menggunakan inseminasi buatan bisa mendapatkan keturunan yang bagus dan sehat karena bibit sperma diperoleh dari sapi pejantan unggul yang telah memenuhi persyaratan.
Lebih lanjut Kuswari menyampaikan, Program Upsus Siwab dilakukan secara bertahap mulai dari melihat kondisi sapi betina yang produktif untuk mengetahui apakah sapi tersebut dalam kondisi bunting atau tidak. Jika dipastikan tidak bunting, maka layak untuk dilakukan IB.
"Namun, sapi betina yang dapat dilakukan IB harus dalam kondisi birahi atau jika belum birahi, harus disuntikan hormon untuk merangsang," terangnya.
Selang waktu 28 hari setelah terjadi birahi buatan maka dilakukan pengecekan kembali atas sapi betina apakah sudah memasuki masa kawin. Dan setelah sapi bunting maka butuh waktu 8-9 bulan baru dilahirkan.
Kuswari mengimbau kepada para peternak sapi untuk tidak memotong sapi betina yang dalam masa produktif. Karena, kata dia, selama ini banyak peternak sapi yang memotong tanpa melihat kondisi sapi.
"Kita harapkan kalau mau memotong itu ya sapi yang tidak produktif lagi atau sapi jantan," tuturnya. (ADV)
Oleh: Adriah Akil