Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sejumlah wisatawan asal AfrikaSelatan terlihat menikmati Festival Perang Air di Kota Selat Panjang,Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Dua bule yang mengaku bernama Arthur Bell dan Wesley kepada Antaradi Selat Panjang, Senin, mengatakan festival perang air sangatmenyenangkan meski mereka tidak mengerti bahasa Indonesia. Keduanyasempat keliling menggunakan becak dan basah kuyup karena "diserang"warga yang menyiram air dari pinggir jalan.
Mereka akhirnya membalas menyiram air dengan pistol mainan danember. "Saya senang sekali. Terutama saat saling serang airnya," kataArthur dengan bahasa Inggris.
Wesley mengatakan baru kali ini datang ke Selat Panjang karenadiajak oleh kawannya bahwa tempat itu ada festival perang air yangmenarik. "Saya ingin datang lagi tahun depan," kata Wesley.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan OlahragaKabupaten Kepulauan Meranti, Ismail Arsyad, mengatakan "perang air"merupakan kebiasaan bermain warga etnis Tionghoa di Kota Selat Panjangsaat perayaan Tahun Baru Imlek. Mereka menggelar kegiatan ini selamaenam hari.
Namun, banyak yang salah sangka kalau ini ada kaitannya denganritual agama tertentu. Menurut dia, "perang air" merupakan kebiasaanyang diciptakan warga setempat sekitar 10 tahun lalu, mereka berputarkeliling kota bersuka-cita dengan saling siram air.
"Jadi ini tidak kaitannya dengan ritual agama tertentu. Kalau iniada kaitannya dengan agama atau kepercayaan tertentu, perang air iniseharusnya juga ada di Batam bahkan di China. Tapi ini hanya ditemukandi Selat Panjang," katanya.
Karena melihat potensi dari tradisi perang air ini, lanjutnya,Pemkab Kepulauan Meranti mulai mengemasnya menjadi festival sejak2013. Bahkan, kini "Festival Perang Air Selat Panjang" sudah masuk
kalender pariwisata Riau dan nasional pada 2017.
"Tidak perlu biaya banyak karena ini sudah berlangsung darimasyarakatnya sendiri. Justru dengan dikemas dengan aman, efekekonominya jadi makin banyak," ujarnya.
Ia mengatakan pada 2016 kegiatan ini mampu menyedot 16 ribuwisatawan lokal dan mancanegara datang ke Selat Panjang. Karena itu,pemerintah makin memperketat aturan perang air agar nyaman bagi
wisatawan dan masyarakat.
Dengan aturan yang baru, "perang air" hanya diperbolehkan selamadua jam pada pukul 16.00 hingga 18.00 WIB. Lokasinya juga ditentukandi lima jalan protokol, yakni Jl. Diponegoro, Kartini, Imam Bonjol, A.Yani dan Jl. Tebing Tinggi. Masyarakat juga tidak diperkenankanmelemparkan air dengan kemasan plastik maupun botol.