Pekanbaru (Antarariau.com) - Pengrajin batik khas Pelalawan mengaku sangat terbantu dengan keperdulian PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dalam membantu usaha mereka, termasuk dalam membantu agar motif batik tersebut mendapatkan hak cipta.
Pengrajin Rumah Batik Andalan, Siti Nurbaya, mengatakan ada tiga motif karya pengrajin mereka yang kini menunggu mendapatkan hak cipta, yakni motif daun akasia, daun eukaliptus, dan daun lakum.
"Daun akasia dan eukaliptus itu tanaman yang banyak ditanam oleh perusahaan (RAPP), sedangkan daun lakum itu tanaman liar yang banyak hidup dipinggir Sungai Kampar," kata Siti Nurbaya di Pangkalan Kerinci
beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, sebelumnya pihak perusahaan juga telah membantu motif batik gelombang Bono kreasi Rumah Batik Andalan mendapat hak cipta. Sejak Maret 2015, hak cipta batik Bono Pelalawan telah terdaftar secara resmi sebagai kekayaan intelektual di Kementerian Hukum dan HAM.
Artinya, motif batik Bono akan dilindungi dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2014 tentang Hak Cipta, yang akan berlaku selama hidup penciptanya dan terus berlangsung hingga 70 tahun setelah penciptanya
meninggal dunia.
Motif batik gelombang Bono menjadi titik balik bagi perkembangan Rumah Batik Andalan, karena banyak dipesan oleh instansi pemerintah dan manajemen RAPP yang memesan hingga 1.700 helai batik untuk seragam karyawan. Bahkan, batik gelombang Bono juga mendapat apresiasi dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, saat mengunjungi Pelalawan pada 2015.
Sejak awal berdirinya Rumah Batik Andalan juga merupakan inisiatif dari manajemen RAPP yang mendorong kerajinan itu agar bisa menjadi mata pencaharian alternatif bagi masyarakat setempat. Bahkan, batik
khas Pelalawan atau yang kerap disebut batik Bono, kini menjadi salah satu ikon wisata dari seni kriya bagi Kabupaten Pelalawan.
Kegigihan para pengrajin untuk fokus pada batik khas Pelalawan juga berhasil meningkatkan taraf kehidupan mereka. Harga batik yang awalnya dibanderol Rp200 ribu per helai ukuran 2,25 meter, kini naik jadi Rp350 ribu. Satu orang pengrajin minimal bisa mendapatkan penghasilan Rp1 juta hingga maksimal Rp4 juta per bulan tergantung banyaknya pesanan. Tingginya pemesanan sampai membuat para pengrajin kewalahan.
Berita Lainnya
PT RAPP resmi lantik Komite Narkotika: Wujud kepedulian dalam pencegahan dan penanggulangan narkoba
16 March 2023 11:32 WIB
Bupati Siak: Terimakasih RAPP kembali tunjukkan kepedulian
22 May 2020 22:43 WIB
Kemenperin bimbing para perajin batik, agar bisa bersaing di kancah global
23 September 2020 13:31 WIB
7 Tip Rawat Batik Agar Awet
03 October 2015 1:19 WIB
Eva Yuliana Minta Agar Mencintai Batik Lokal
03 October 2012 5:34 WIB
Mencegah Karhutla, Madu langka mereka dapat (bagian 2-habis)
09 March 2020 23:11 WIB
Banyak sekolah binaan PT RAPP dapat Adiwiyata. Ini tanggapan Dinas Lingkungan Hidup
31 January 2020 16:34 WIB
Tukang Sate Keliling di Pelalawan Dapat Mobil Hasil Undian Telkomsel
23 February 2018 13:20 WIB