Tekat, Sulaman Khas Melayu Hadir di Festival Industri Kreatif Riau

id tekat sulaman, khas melayu, hadir di, festival industri, kreatif riau

Tekat, Sulaman Khas Melayu Hadir di Festival Industri Kreatif Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Tekat merupakan istilah sulaman khas Melayu Riau yang menghasilkan hiasan dinding, aksesoris, dan juga souvenir. Salah satu penggiatnya di Pekanbaru ada Tekat Tiga Dara yang beralamat di Jalan Dahlia.

Sulaman tekat dikerjakan tanpa mesin, disulam pakai jarum jahit dan benang jahit. Tekat memakai benang prada mas dan perak, payet, manik manik dan disulam diatas kain bludru.

"Buatnya pakai pembidang, seperti meja tapi tak ada alasnya, kakinya saja. Lalu dibentangkan kain beludru, itu ciri khasnya, pasang motif lalu disulam dengan motif gambar melayu atau kaligrafi. Untuk hiasan dinding contohnya kapal lancang kuning," kata Pemilik Tekat Tiga Dara, Nurila Zahara.

Tekat Tiga Dara adalah salah satu peserta pada Festival Industri Kreatif Riau 2016. Festival ini terselenggara atas kerjasama Kantor Berita Antara Biro Riau, Bank Indonesia Provinsi Riau dan Sinarmas Group.

Festival Industri Kreatif Riau 2016 akan belangsung pada 17 Desember 2016 di Pelataran Parkir BI Perwakilan Riau Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru mulai pukul 08.00 WIB. Bersamaan dengan itu juga digelar seminar di lantai tiga ruang serbaguna BI Riau.

Nurila mengaku sudah pameran kemana-mana dan juga sudah diliput berbagai staaiun TV. Untuk kaligrafi Tekat Tiga Dara juga sering diminta berjualan di acara MTQ. Kalau yang motif Melayu banyak dibeli oleh orang luar Riau untuk oleh-oleh.

Yang paling banyak laku menurutnya, kipas souvenir yang dijual mulai Rp15 ribu saja dengan motif bunga khas melayu atau Istana Siak. "Ada souvenir pernikahan Rp5 ribu tergantung motif. Ada juga kipas yang bisa untuk sehari-hari," tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga membuat Tekat untuk pelaminan Melayu, untuk yang jurai-jurai maupun tabir-tabirnya. Makanya dia juga punya anggota khusus untuk memasang di pelaminan selain anggota untuk memproduksi.

"Anggota sebanyak 11 orang, ada khusus masang pelaminan dan produksi. Rata-rata yang menyulam ibu rumah tangga. Upah berdasarkan hasil kerja, laku atau tidak itu tanggung jawab saya," jelasnya.

Dia berharap tekat khas melayu ini jangan sampai hilang. Makanya dia sendiri bertahan dari dulu usahanya tak berpindah walaupun ada usaha lain. Namun tetap dipertahankan budaya melayu itu.

Pewarta :
Editor: Bayu Agustari Adha
COPYRIGHT © ANTARA 2016

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.