Selatpanjang, Riau (Antarariau.com) - Para petani di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, menggantungkan hidup keluarganya dengan bertani kopi jenis liberika.
"Hampir 70 persen masyarakat di Kedabu Rapat dan Bina Sempian menghidupkan perekonomian keluarga mereka dari kebun kopi," ucap penampung kopi liberika, Romadoni di Selatpanjang, Meranti, Sabtu.
Tapi, lanjutnya, masuknya air pasang laut di wilayah kepulauan yang berbatasan dengan Selat Malaka, menyebabkan intrusi air laut mengalir ke kebun kopi warga dalam beberapa tahun terakhir.
Hingga kini, katanya, masalah abrasi dan intrusi air laut di Meranti telah jadi ancaman serius bagi petani kopi varietas liberika dan belum banyak mendapat perhatian.
Kopi liberika di Meranti dihasilkan petani dari wilayah daratan Pulau Rangsang. Tetapi intrusi telah menyebabkan matinya tanaman kopi karena kadar garam air bawah tanah semakin tinggi.
"Itu baru satu kecamatan di Rangsang Barat, tapi beda desa. Memang ada juga daerah lain tanam kopi, akan tetapi cuma selingan saja," katanya.
"Atau tidak terfokus pada tanaman kopi di dua desa di Kecamatan Rangsang Barat ini," tambah Romadoni.
Nyoto (53), petani kopi di Kecamatan Rangsang Pesisir mengaku, kopi liberika mereka hasilkan justru lebih populer di Malaysia karena aromanya menusuk hidung.
Sebab, terangnya, liberika di Meranti diproduksi secara organik. Oleh karena itu, permintaan kopi dari daerah setempat terus meningkat setiap tahun.
"Kini terdapat ratusan kepala keluarga di Bina Sempian, gantungkan hidupnya dari tanaman kopi. Rata-rata mereka punya kebun kopi lebih dari satu hektare," tuturnya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kepulauan Meranti, Mamun Murod menyebut, abrasi di wilayah itu tidak dapat dihindarkan karena pelindung abrasi yakni hutan bakau telah rusak parah.
Data pihaknya tahun 2014, abrasi terjadi di wilayah pesisir khususnya bagian terluar seperti di Pulau Merbau, Pulau Padang dan Pulau Rangsang total sekitar 1.956 hektare.
Abrasi paling parah terjadi di Pulau Rangsang telah mencapai 1.427 hektare meliputi panjang pantai 73,51 kilometer dengan lebar 355 meter.
"Intrusi air laut telah sebabkan matinya tanaman kopi 135 hektare atau 11,5 persen dari luas kebun kopi di Kedabu Rapat dari total 1.175 hektare," terangnya.
Berita Lainnya
Pengungsi Rohingya di Pekanbaru kerap curi hasil kebun hingga bawa sajam, warga resah
18 December 2024 21:57 WIB
Lantaran rambutan, pengungsi Rohingya resahkan warga Pekanbaru
17 December 2024 16:02 WIB
Warga Spanyol gelar unjuk rasa tuntut pemerintah setop jual senjata ke Israel
16 December 2024 13:48 WIB
Dua warga Kampar nekat cegat Jokowi di Solo, diduga curhat penyerobotan lahan
16 December 2024 8:05 WIB
Kapolres Rohil ingatkan warga pastikan rumah aman jelang tahun baru
15 December 2024 10:41 WIB
Bhabinkamtibmas Polsek Keritang sambangi warga jaga persatuan setelah pilkada
14 December 2024 17:03 WIB
Pilkada 2024 usai, Polsek Siak Kecil tingkatkan sambang warga jaga kamtibmas
14 December 2024 14:51 WIB
Delapan warga NTB dari Suriah dijadwalkan tiba di wilayah setempat Minggu
14 December 2024 12:07 WIB