Pekanbaru, (Antarariau.com) - Satuan Tugas Kebakaran Lahan dan Hutan (Satgas Karlahut) Provinsi Riau membekali personil patroli dengan "gadget" berbasis Android sebagai upaya untuk memaksimalkan pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran yang terjadi tiap tahun di wilayah tersebut.
"Patroli tersebut dimaksudkan agar lebih terpadu dengan menggunakan telepon pintar berbasis Android. Setiap regu nantinya mengirimkan foto kegiatan track perjalanan ke posko BKSDA sehingga bisa dipantau seberapa jauh dan seperti apa rute perjalanannya," kata Kadis Ops Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Kolonel Pnb Yani Amirullah yang merupakan bagian dari Satgas Udara Karlahut Riau di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan peralatan tersebut disediakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) ke sejumlah pos yang dianggap rawan terjadinya Karlahut. Menurutnya, sistem yang diterapkan dengan peralatan itu memang belum secanggih aplikasi sekelas angkutan daring.
"Namun, harapannya dengan alat tersebut dapat membuat pekerjaan menjadi lebih maksimal dan terorganisir," jelasnya.
Sistem program Patroli terpadu dan terukur berbasis Android dalam penanggulangan Karlahut Riau mulai diluncurkan sejak Maret 2016 lalu.
Tim patroli terpadu tersebut terdiri dari Manggala Agni, Kepolisian, dan TNI. Seluruhnya berjumlah 20 regu. Masing-masing regu berjumlah 6 orang petugas. Mereka tersebar di seluruh Provinsi Riau melakukan upaya pencegahan Karlahut, dan penanggulangan.
Sekretariat Manggala Agni BBKSDA Riau, Ihsan Abdillah kepada wartawan mengatakan wilayah yang dianggap rawan terjadinya Karlahut Riau diantaranya adalah Bengkalis, Rokan Hilir, Dumai, Siak, Indragiri Hulu, dan Pelalawan.
Komandan Resor Militer 031/WB Brigjen TNI Nurendi yang juga menjabat sebagai Komandan Satgas Karlahut menyatakan Pemerintah Provinsi Riau sepakat menetapkan untuk memperpanjang status siaga darurat Karlahut yang berakhir hari ini hingga 30 November 2016 mendatang.
Ia menjelaskan bahwa penetapan status siaga selama lima bulan tersebut tidak berarti tidak mampu menangani bencana kebakaran melainkan meningkatkan upaya prefentif yang telah dilakukan sejak awal 2016 lalu.
"Status siaga darurat ditetapkan sebagai upaya prefentif yang kita lakukan sejak awal terus maksimal," katanya.
Sepanjang 2016 ini, Riau disebut berhasil mengatasi masalah Karlahut dengan menekan angka luasan kebakaran. Tahun ini juga merupakan yang pertama kalinya wilayah itu tidak terpapar kabut asap. Seluruh personil yang tergabung dalam Satgas Karlahut terus berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan seperti membangun ribuan sekat kanal dan penegakan hukum.