Pekanbaru (ANTARA) - Grup Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) mengumumkan Periode Rawan Kebakaran di seluruh wilayah konsesinya di Riau.
Peringatan resiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut berlaku selama tiga bulan sejak 1 Juli hingga 30 September 2019 mendatang.
Pengumuman ini merupakan kunci penting perusahaan untuk membatasi penggunaan api oleh pihak ketiga di areal yang beresiko dan sebagai wujud komitmen perusahaan dalam bekerjasama dengan pemerintah, pemegang konsesi lain dan masyarakat sekitar selama musim kemarau.
“Pengumuman periode rawan kebakaran ini menjadi pengingat agar kita dapat lebih waspada selama musim kemarau, sekaligus memberitahu masyarakat bahwa pembatasan penggunaan api akan diberlakukan di seluruh kawasan hutan yang dikelola APRIL, artinya siapapun tidak dibenarkan menyalakan api di udara terbuka,” ujar Craig Tribolet, Sustainability Operations Manager APRIL Group.
Craig menambahkan, pihaknya juga mensosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat melalui papan pengumuman, pertemuan-pertemuan masyarakat dan saluran komunikasi lainnya untuk memastikan informasi rawan kebakaran tersampaikan dengan baik.
“Fokus utama kami adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan sejak dini,” tambahnya.
APRIL, induk usaha PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), membantu mengurangi resiko kebakaran melalui Program Desa Bebas Api (Fire Free Village Program) yang berfokus pada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan ketahanan masyarakat dalam pengelolaan kebakaran.
Melalui program ini, masyarakat dibekali perlengkapan dan informasi untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang penanggulangan kebakaran dan memberikan akses alternatif ke sistem pertanian berkelanjutan. Keduanya sangat penting dalam pengambilan keputusan pengelolaan lahan yang lebih baik dan mewujudkan daerah bebas kebakaran.
“Lebih dari 80 persen kebakaran yang kami tangani dalam setahun terakhir berkenaan dengan pembukaan lahan. Untuk itu, kita perlu bekerja sama dengan masyarakat sekitar untuk memastikan mereka paham terhadap risiko kebakaran,” kata Sailal Arimi, Manajer Pencegahan Kebakaran APRIL.
Sailal mengatakan tim pemadam kebakaran APRIL terus berupaya semaksimal mungkin sepanjang tahun untuk meningkatkan kapabilitas dalam kesiapsiagaan dan pemadaman kebakaran.
"Namun kita tetap membutuhkan dukungan dari berbagai pihak di seluruh provinsi untuk mengurangi jumlah kebakaran yang kita lihat setiap tahun,” jelas Sailal.
Pencegahan kebakaran merupakan fokus utama pendekatan dan siklus manajemen kebakaran, dengan program pendidikan dan kesadaran masyarakat yang menekankan pada dampak yang ditimbulkan oleh karhutla terhadap orang banyak dan masyarakat sekitar.
APRIL akan meningkatkan frekuensi patroli baik darat dan udara serta terus berkoordinasi dengan masyarakat dalam pencegahan karhutla selama periode rawan kebakaran. Hingga saat ini, APRIL telah menginvestasikan sebesar 9 juta dollar AS untuk sumber daya penanggulangan kebakaran.
Perusahaan juga memiliki sebanyak 920 tim reaksi cepat, termasuk 260 personil pemadam kebakaran profesional. APRIL juga menyediakan nomor telepon hotline 24 jam (+62 811 707 2121) bagi masyarakat yang ingin melaporkan kebakaran yang terjadi di dalam atau di sekitar area konsesi perusahaan.(rls)
Berita Lainnya
Cegah karhutla, RAPP tingkatkan kemampuan 52 Ranger 5 kabupaten di Riau
17 December 2024 11:59 WIB
Sinergi DJP dan DJKN, edukasi lelang sukarela optimalkan penerimaan negara
10 December 2024 10:14 WIB
Karyawan RAPP dan APR berserta masyarakat peringati RGE Founder's Day 2024
09 December 2024 16:36 WIB
RAPP raih 4 penghargaan dalam wujudkan K3 dan "Zero HIV/AIDS" dari Pemprov Riau
21 November 2024 19:36 WIB
RAPP wujudkan harapan ratusan warga Kampung Rantau Panjang nikmati air bersih
27 September 2024 15:59 WIB
RAPP dampingi Rawang Kao menjadi Sentra Pisang Barangan secara berkelanjutan
18 September 2024 10:23 WIB
Rumah Batik Andalan berdayakan IRT di Pelalawan jadi pembatik handal
11 September 2024 14:38 WIB
Di ISF 2024, RGE paparkan upaya dukung transisi energi dan ekonomi hijau
08 September 2024 16:25 WIB