Pedagang Terpaksa Jualan Di Halaman Bangunan Terbakar

id pedagang terpaksa, jualan di, halaman bangunan terbakar

Pedagang Terpaksa Jualan Di Halaman Bangunan Terbakar

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sejumlah pedangang Plaza Pasar Sukaramai di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau korban terbakar pasar itu pekan lalu, terpaksa menggelar barang dagangan di halaman bangunan gedung yang terbakar demi pertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Hampir sepekan sudah peristiwa kebakaran, tapi pihak pengelola belum beri kepastian pada kami untuk bisa berjualan lagi. Kami butuh makan dan biaya untuk hidup. Ya mau tidak mau, kami terpaksa jualan di luar bangunan gedung," ucap Iwan, pedangang Plaza Pasar Sukaramai di Pekanbaru, Selasa.

Iwan merupakan salah seorang pedangang Plaza Pasar Sukaramai menjadi korban terbakar pekan lalu dan mengaku sebanya lima bagunan berupa kios pakaian miliknya serta keluarga hangus dilalap si jago merah yang berada di lantai dasar.

Pria mengaku sudah menekuni barang dangangan pakaian ini telah berjualan selama 14 tahun ini hanya bisa menyesali pengelola pasar karena tidak berfungsinya racun api dan tidak adanya hidran pemadam kebakaran di Plaza Pasar Sukaramai.

"Kalau kedua peralatan itu ada, kebakaran yang terjadi pada Selasa (08/12) bisa lebih cepat dipadamkan, sehingga tak hanguskan seluruh isi barang danggangan kami terutama berada di dalam gedung," katanya.

Ia bersama sesama para pedagang lainnya sudah mengadukan nasib mereka ke DPRD Kota Pekanbaru dengan hasil pertemuan itu, para wakil rakyat berjanji akan segera memanggil pengelola Plaza Pasar Sukaramai demi mencari solusinya dalam waktu dekat.

"Kami kemarin telah ke sana (DPRD Kota Pekanbaru) dan mereka berjanji dalam waktu lebih kurang dari empat hari, akan cari solusi terbaik. Mereka juga janji, mau memanggil pengelola dan mau membangunkan tempat penampungan sementara. Kami pasti tunggu janji mereka," tegas Iwan.

Yanti (31), pedagang lain mengenakan jilbab mengaku, dia memilih berjualan selama empat tahun terakhir di pasar tersebut dengan modal kini telah mencapai puluhan juta rupiah karena ingin membantu perekonomian keluarga sehari-hari.

"Cuma dari jualan ini, saya bisa dapat uang. Sudah hampir sekan saya menunggu, tapi nggak ada kepastian juga dari pihak pengelola. Memajang dagangan seperti ini, saya rasa lebih baik sembari tunggu dapat kepastian," kata dia.

Himpunan Pedagang Plaza Pasar Sukaramai (HP3S) diPekanbaru sehari sebelumnya mengklaim, kerugian yang mereka derita akibat terbakarnya pasar tersebut pada pekan lalu mencapai Rp1 triliun lebih.

"Berdasarkan data kami miliki, terdapat sekitar 1.800 pedagang jualan di tempat itu. Rata-rata pedangang memiliki aset mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Kalau kami taksir sekitar Rp1 triliun," papar Ketua HP3S, Ismet Bakri.

Ia mencontohkan, pedagang berada disampingnya ketika memberi keterangan adalah pedangang pakaian jadi dengan aset yang ditanam dan dan ikut terbakar mencapai Rp2 miliar.

Dirinya bersama sekitar 1.800 orang pedagang lain, katanya, saat ini masih menunggu hasil tim laboratorium forensik Kepolisian Republik Indonesia Kota Medan, Sumatera Utara yang bekerja untuk mengetahui penyebab kebakaran tersebut.

"Saya tidak mau berandai-andai atau berpikiran macam-macam. Yang pasti dari saksi yang ngomong ke kita, asal kebakaran tersebut dari toko yang pada hari itu tidak jualan," tegasnya.

Ismet mempertanyakan, terutama pengelola pusat perbelanjaan di Pasar Sukaramai seperti fasilitas gedung bangunan tiga lantai itu karena banyak yang tidak berfungsi pada saat musibah itu terjadi.

"Seperti racun api wajib tersedia, ini malah tidak ada. Lalu fire hydrant (pipa saluran air ke titik-titik api), tidak ada. Ada apa ini sebenarnya yang terjadi," katanya.