Pekanbaru, (Antarariau.com) - Penumpang pelayaran sungai di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mengalami penurunan sekitar 10 persen satu bulan terakhir dibanding waktu normal akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Sumatera.
"Akibat pengaruh asap, penumpang kapal saat ini memang agak berkurang jumlahnya. Ada penurunan capai 10 persen dibanding waktu normal," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelabuhan Sei Duku, Joniansyah di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan lazimnya per hari calon penumpang baik kapal cepat jenis atau kapal lambat yang terbuat dari kayu bernama Gelatik sekitar 1.000 orang pergi pulang dari dan menuju Pekanbaru.
Seperti kapal cepat bernama Naga Line tujuan Pekanbaru-Selatpanjang pergi pulang, lalu Garuda Express tujuan Selatpanjang-Pekanbaru, Meranti Express tujuan Selatpanjang-Pekanbaru, Siak Gemilang tujuan Siak Sri Indrapura-Pekanbaru dan lain-lain.
"Kalau normal sekitar 500 orang penumpang datang dan 500 orang penumpang yang pergi. Tapi sekarang rata-rata total cuma sekitar 900 orang penumpang," katanya.
Pelabuhan Sei Duku masih melayani keberangkatan dan kedatangan penumpang berbagai rute-rute pelayaran di Riau seperti pelayaran ke Selat Panjang lima kali dalam sehari, Siak dua kali pelayaran dan Bengakalis satu kali pelayaran dalam sehari.
Meski jarang pandang tiap saat tidak menentu di sungai, ucap dia, namun pihaknya terus berkoordinasi dengan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan terutama pada saat cuaca yang diselimuti kabut asap seperti sekarang ini.
"Keberangkatan dan kepulangan di pelabuhan masih sesuai jadwal. Kita juga berkordinasi dengan syahbandar dan mereka memutuskan kapal saat ini masih bisa berlayar," katanya.
Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sebanyak 633 titik panas yang tersebar di tujuh provinsi di Sumatera.
"Titik panas terbanyak terpantau di Sumatera Selatan dengan 462 titik," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin.
Provinsi dengan titik panas terbanyak lainnya adalah yang terpantau Satelit Terra dan Aqua pada Selasa pukul 05.00 WIB adalah Jambi dengan 70 titik, Lampung 23 titik, Bangka Belitung 28 titik, Bengkulu 19 titik, Riau 25 titik dan Sumatera Barat enam titik.
Di Riau dari 25 titik panas yang terdeteksi, 22 diantaranya dipastikan titik api yang mengindikasikan adanya kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.
"Titik api itu tersebar di Meranti dengan tiga titik, Indragiri Hili 12 titik serta Indragiri Hulu tujuh titik," katanya.
Akibatnya ratusan titik api yang terdeteksi di Pulau Sumatera mengakibatkan kabut asap tebal masih terus menyelimuti sejumlah wilayah Riau.
Kabut asap terburuk terpantau di Pelalawan dengan jarak pandang berkisar 200 meter. Selanjutnya di Dumai jarak pandang berkisar 300 meter, Rengat Kabupaten Indragiri Hulu berkisar 500 meter.
"Di Kota Pekanbaru sendiri jarak pandang terbatas berkisar 500 meter. Bahkan di langit Pekanbaru sedari pagi hingga siang ini tampak menguning yang menyebabkan mata menjadi perih," katanya.