Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kalangan pemilik usaha jasa tour dan travel di Kota Pekanbaru, Riau kini mengalami kerugian cukup besar akibat minimnya pendapatan akibat asap melanda daerah itu sejak dua bulan terakhir.
"Dampak asap cukup luar biasa melumpuhkan usaha kami, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk membayar gaji karyawan, sementara itu biaya operasional tetap dikeluarkan," kata Santi, pengelola usaha tour and travel PT Sanel di Pekanbaru, Jumat.
Menurut Santi, aktivitas maskapai penerbangan yang tidak jalan, telah berdampak banyaknya pembatalan tour yang dikelola perusahaan.
Ia menyebutkan, satu tour ke Cina terpaksa jalan darat via Medan, sehingga perusahaan kami terpaksa menyediakan kendaraan, penginapan dan penggantian tiket padahal maskapai penerbangan Garuda tidak bersedia mengembalikan uang tiket.
"Banyak konsumen yang meminta tiket mereka dikembalikan dalam bentuk uang namun Garuda menolaknya dan hanya bisa diganti dengan jadwal penerbangan pada hari lain," katanya.
Alasan mereka (Garuda, red) tidak bersedia mengembalikan uang tiket lebih karena asap adalah bencana ulah manusia bukan bencana alam sehingga tidak bisa diganti karena perusahaan mereka mengalami kerugian juga.
Kebijakan yang sama, katanya lagi, juga terjadi pada maskapai penerbangan Silk Air, sehingga kami terpaksa menyatakan pada pelanggan untuk penggantian jadwal terbang pada hari lain.
"Asap memberikan dampak kerugian yang luar biasa bagi perusahaan kami, yang memiliki 200 karyawan ini, bagaimana caranya kami membayar gaji mereka? Kita berharap asap ini bisa segera berakhir," katanya.
Oleh karena itu kita berharap agar Pemerintah menganggarkan biaya Pencegahan jauh lebih besar dibanding biaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
Selain itu, katanya lagi, ASITA bersama KADIN Riau mendukung penegakan hukum bagi siapapun pelaku pembakaran hutan dan lahan karena asap telah banyak merugikan sektor usaha.