Penderita ISPA Di Indragiri Hilir Meningkat

id penderita, ispa di, indragiri hilir meningkat

 Penderita ISPA Di Indragiri Hilir Meningkat

Tembilahan, (Antarariau.com) - Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, akibat kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan di daerah itu terus meningkat, dari sebelumnya tercatat sebanyak 513 menjadi 726 orang.

"Kasus ISPA di Indragiri Hilir meningkat dari hari-hari sebelumnya karena kualitas udara yang semakin memburuk," kata Plt Kepala Dinas Kabupaten Indragiri Hilir Saud Pakpahan di Tembilahan, Rabu.

Dia mengungkapkan bahwa sebelumnya pada Agustus lalu jumlah penderita ISPA di Indragiri Hilir sebanyak 180 kasus. Namun karena kualitas udara masih buruk penderita ISPA saat ini semakin bertambah.

"Untuk mengantisipasi dan menjaga kesehatan saat cuaca ekstrem karena kabut asap kami mengimbau kepada masyarakat juga para siswa agar lebih banyak mengkonsumsi air putih, makan sayur dan buah-buahan," jelasnya.

Selain itu dia menyampaikan kepada masyarakat yang memiliki banyak aktivitas di luar rumah agar sebaiknya menggunakan masker. Karena menurut dia hal itu dapat meminimalkan risiko masyarakat terkena Ispa, terutama bagi kalangan balita juga anak-anak.

"Di samping itu dinas kesehatan juga telah mengimbau kepada seluruh petugas kesehatan yang berada di setiap kecamatan untuk mengajak masyarakat menggunakan masker ketika akan beraktivitas di luar rumah," ujarnya.

Dia mengatakan masyarakat yang tidak memiliki masker, bisa mendatangi Puskesmas terdekat untuk mendapatkan masker gratis.

Selain di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir, kasus ISPA di Kota Pekanbaru juga terus mengalami peningkatan dibanding hari-hari sebelumnya, akibat udara di Pekanbaru yang masih memburuk.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Husri mengatakan udara Pekanbaru masih memburuk dimana Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dengan particulate matter (PM 10) menunjukkan berbahaya dengan angka kini mencapai 351, Kemudian sulfur dioksida (SO2) 57, carbon monoksida (CO) sekitar 53, Ozon (O3) sekitar 120 dan nitrogen dioksida (NO2) sekitar 22.

"Udara di Kota Pekanbaru masih berada dalam kondisi berbahaya sehingga berdampak terhadap kesehatan," katanya. (Adv)