Tembilahan, (Antarariau.com) - Petani kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau, perlu dilindungi agar mereka tidak menjadi korban permainan harga, dengan membuat regulasi penetapan harga dasar produk kelapa seperti diterapkan pada harga tandan buah sawit segar.
"Pusat melalui Kementerian Pertanian harus mendorong agar regulasi ini bisa dibuat dan diterapkan bila memang ada kepedulian dalam melindungi nasib petani kelapa di Indragiri Hilir, yang merupakan produsen kelapa terbesar di Indonesia," kata Bupati HM Wardan di sela kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran Provinsi Riau, di Tembilahan, Minggu.
Selama ini harga kelapa berfluktuatif dan sangat tergantung pada hasil panen serta penawaran dari perusahaan baik melalui pengumpul maupun penjualan langsung, sehingga ketiadaan harga dasar itu posisi tawar petani masih lemah.
Harga kelapa perkgnya tanpa ada kalanya menurut bupati mencapai harga Rp600-Rp800 sehingga petani membiarkan kelapanya tidak dipanen bahkan hingga setahun. "Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan apalagi kalau dikaitkan bahwa 75 persen penduduk Indragiri Hilir dengan populasi hampir 800 ribu jiwa menggantungkan hidup dari hasil kelapa dan industri pendukungnya," ujar Wardan yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau itu.
Indragiri Hilir yang bahkan dijuluki sebagai "Tanah Hamparan Kelapa Dunia" itu dengan luas lahan kelapa dalam 295.380 Ha dan kelapa hybrida 67.055 Ha dan produksi 390.924 ton/tahun serta 28.770 ton (Hybrida), petaninya perlu mendapat proteksi dari pemerintah agar hasil kelapa mampu menopang kebutuhan hidup petaninya.
"Dengan harga Rp600-Rp800 perkg, petani jelas akan terpukul dan ekonomi merek terpuruk. Kita menginginkan agar harga dasar kelapa bisa dipatok di angka Rp2.000/kg," ujar wardan.
Pusat dimintanya agar turut berperan agar petani kelapa tidak beralih menanam tanaman perkebunan lainnya. Bila tidak ada regulasi untuk menaikkan posisi tawar petani bisa saja lahan perkebunan kelapa akan makin menyusut.
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir terus membantu petani dengan memberikan bantuan bibit, peningkatan kompetensi petani serta akses ke perbankan.
Produk kelapa dari Inhil ini oleh perusahaan PT Inhil Sarimas Kelapa di Kecamatan Tempuling diolah antara lain menjadi Crude Coconut Oil (CNO), Nata de Coco dan Coconut Cream. Sebagian kelapa ada juga yang dijadikan kopra.
Seorang petani kelapa di Tempuling, Amsar menyatakan harga kelapa yang dibeli pedagang ataupun perusahaan perlu terus ditingkatkan, untuk mendorong petani agar tetap menanamnya.
"Kalau sekarang harga ditingkat petani baru Rp1.650/kg. Kalau bisa mencapai Rp2.000/kg tentunya kami sangat senang, apalagi ditengah melonjaknya harga berbagai bahan kebutuhan," ujarnya.
Ia menyatakan akan tetap bertahan menanam kelapa yang sudah dilakukan secara turun temurun, meski secara hitungan pendapatan hasilnya belum sebagus bertanam sawit.
Tanaman kelapa di Indragiri Hilir banyak ditanam petani di kecamatan Mandah, Gaung dan Batang Tuaka. Hingga kini sudah ada empat perusahaan yang menampung hasil produksi petani dengan produk yang sudah dipasarkan hingga ke Australia. (T.M027)
Berita Lainnya
Bengkalis berupaya tekan inflasi
18 December 2024 18:15 WIB
Kenduri Melayu Ratib Togak, wadah jaga nilai budaya melayu
14 December 2024 15:00 WIB
Plt Bupati Meranti nyoblos di TPS 001 Selatpanjang Kota
27 November 2024 14:41 WIB
Bupati Bengkalis mencoblos di TPS 3 Muara Basung
27 November 2024 12:05 WIB
Memilih di TPS 03 SMAN 1 Siak, Bupati Alfedri harap partisipasi meningkat
27 November 2024 11:28 WIB
Kapolres Rohil kembali ngopi dengan Paslon bupati
24 November 2024 12:06 WIB
Pajak Bengkalis audiensi dengan Bupati, Kajari dan Perbankan
21 November 2024 22:11 WIB
Hadiri rapat paripurna, Pjs Bupati Kuansing minta dukungan bangun daerah
20 November 2024 17:13 WIB