PBB (ANTARA) - Tom Fletcher, kepala urusan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), baru-baru ini menyambut baik usulan perdamaian Gaza yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, karena membuka banyak peluang baru untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan berskala besar yang sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa.
"Kami siap dan bersemangat untuk bekerja dengan cara yang praktis dan berprinsip, guna memanfaatkan momentum ini demi perdamaian," ujar Fletcher, wakil sekretaris jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat.
Baca juga: UNICEF Mendesak: 25 Bayi di Inkubator RS Gaza Harus Segera Dievakuasi
Fletcher mengatakan bahwa tim, jaringan, pasokan, dan keahlian badan dunia tersebut sudah siap serta dapat dimobilisasi secara cepat dan efisien, seperti yang dilakukan selama gencatan senjata sebelumnya yang kandas pada pertengahan Maret. Seperti yang terus ditegaskan, sangat penting untuk menghentikan semua serangan, memulihkan ketertiban umum, dan memfasilitasi akses kemanusiaan masuk ke Gaza serta di seluruh wilayahnya.
Fletcher mengatakan bahwa penghapusan pembatasan terhadap masuknya barang-barang penting dan kegiatan organisasi internasional nonpemerintah tetap menjadi permintaan utama. Langkah-langkah ini akan memungkinkan para pekerja kemanusiaan untuk melanjutkan layanan berbasis komunitas di level yang memastikan tidak ada pihak tertinggal.
Sektor swasta juga harus dapat beroperasi dalam kapasitas yang signifikan, lanjut Fletcher, seraya menyebutkan bahwa bantuan kemanusiaan saja tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan di Gaza.
Penting untuk memastikan bahwa kondisi-kondisi ini tetap dipertahankan, disertai dengan pendanaan yang cukup dan bisa diandalkan, serta pemulihan fasilitas dan infrastruktur yang hancur, ujar Fletcher.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), yang dipimpin oleh Fletcher, memperingatkan bahwa wilayah-wilayah di seluruh Jalur Gaza, terutama Gaza City, terus menjadi sasaran pengeboman intensif Israel.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB menyampaikan bahwa selama periode Rabu (24/9) hingga Minggu (28/9), serangan Israel semakin intensif di bagian barat laut Deir al-Balah, dengan sedikitnya 89 warga Palestina dilaporkan tewas dalam belasan insiden terpisah.
OCHA mengatakan bahwa otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 175 orang, termasuk 35 anak-anak, meninggal dunia akibat kelaparan dan malanutrisi sejak bencana kelaparan di kegubernuran Gaza terkonfirmasi pada Agustus lalu.
Baca juga: Konvoi Kemanusiaan Mesir Melaju ke Gaza, Bawa Harapan bagi Warga Terkepung
Badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina melaporkan bahwa di Gaza City, timnya mengoperasikan 18 tempat penampungan bagi lebih dari 4.000 orang, meskipun 28 tempat penampungan lainnya masih tidak dapat diakses atau harus dievakuasi. Hanya satu dari lima pos medis badan tersebut di Gaza City yang masih beroperasi, tutur OCHA.