Jakarta (ANTARA) - Uni Emirat Arab (UEA) memperingatkan Israel agar tidak melanjutkan rencana aneksasi wilayah pendudukan Palestina di Tepi Barat, menyebut langkah itu sebagai “garis merah.”
Wakil Menteri UEA untuk Urusan Politik Lana Nusseibeh mengatakan pada Rabu bahwa aneksasi akan membahayakan Kesepakatan Abraham, serangkaian perjanjian yang dimediasi Amerika Serikat untuk menormalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan Israel.
Baca juga: Trump Dihadapkan Perpecahan Internal Soal Aneksasi Israel di Tepi Barat
“Aneksasi Tepi Barat akan menjadi garis merah bagi UEA. Itu akan sangat merusak visi dan semangat Kesepakatan Abraham,” kata Nusseibeh seperti dikutip sejumlah media.
UEA menegaskan sejak awal melihat perjanjian itu sebagai sarana untuk terus mendukung rakyat Palestina dan aspirasi sah mereka membentuk negara merdeka.
Peringatan tersebut muncul setelah dua menteri Israel, termasuk menteri luar negeri, menyampaikan kepada pejabat Eropa bahwa Tel Aviv akan menganeksasi sebagian Tepi Barat jika negara-negara Eropa mengakui Palestina sebagai negara.
UEA dan Bahrain pada 2020 menjadi negara Arab pertama yang menandatangani Kesepakatan Abraham yang dimediasi Presiden AS Donald Trump, diikuti Maroko. Normalisasi itu memicu kecaman luas dari rakyat Palestina yang menyebutnya sebagai “pengkhianatan.”
Baca juga: Belgia Siap Jatuhkan Sanksi Baru, Perketat Tekanan terhadap Israel
Sudan, yang berada di bawah tekanan AS, menandatangani perjanjian serupa pada 2021, memperoleh pinjaman sebesar US$1,5 miliar dari Washington, dan dikeluarkan dari daftar negara sponsor terorisme.