Kebun Tamora PTPN IV Regional III komitmen perkuat kinerja gemilang

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, PalmCo

Kebun Tamora PTPN IV Regional III komitmen perkuat kinerja gemilang

Arsip Photo: Barisan bibit sawit PT Perkebunan Nusantara V. PTPN V kembali menggulirkan program bibit sawit unggul untuk petani Riau. Tahun ini, perusahaan plat merah itu siap menyalurkan 230.000 bibit sawit unggul ke masyarakat melalui aplikasi berbasis Android, Sawit Rakyat Online. (ANTARA/HO-PalmCo Regional III)

Pekanbaru (ANTARA) - Tamora, salah satu kebun di bawah PTPN IV Regional III yang berlokasi di Kabupaten Kampar, Riau berhasil mencatatkan kinerja gemilang sepanjang tahun 2024 dengan raihan laba tertinggi per hektare.

Sepanjang tahun lalu, Kebun Tamora yang berada dalam satu kluster Distrik Barat PTPN IV Regional III tersebut berhasil mencatat laba per hektare mencapai Rp44,49 juta. Angka itu disumbangkan dari total nilai penjualan komoditas kelapa sawit sebesar Rp197 miliar dikurangi dengan Cost of Goods Sold atau Harga Pokok Penjualan (HPP) serta beban usaha lainnya hingga diperoleh laba bersih sebesar Rp94,5 miliar.

Laba tersebut selanjutnya dibagi dengan total luas areal Kebun Tamora yang mencapai 2.124 hektare hingga diperoleh angka laba perhektare sebesar Rp44,49 juta atau yang jadi yang terbaik dari 20 kebun di seluruh PTPN IV Regional III.

Laba per hektare tersebut merupakan indikator yang digunakan PTPN IV untuk mengetahui selisih positif antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode produksi per hektare sawit yang dikelola. Semakin tinggi laba per hektare, maka dipastikan kebun yang dikelola semakin efesien dan efektif dalam pengelolaannya.

Manajer Kebun Tamora Sriyanto dalam keterangan tertulisnya di Pekanbaru, Kamis (5/6/2025) mengatakan pihaknya terus berkomitmen untuk memperkuat kinerja gemilang yang telah diraih tersebut. Hal itu tercermin dari perolehan laba perhektare hingga Maret 2025 ini mengalami peningkatan sebesar Rp11,6 juta atau meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,12 juta.

"Meski begitu, masih cukup besar potensi yang masih bisa kami maksimalkan. Karena meskipun laba perhektare pada Maret mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, saat ini Tamora berada di posisi ketiga. Ini jadi tantangan sekaligus peluang bagi kami untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke depan," ujarnya.

Selain sawit, Sriyanto juga menjelaskan salah satu komoditas yang berada di Tamora adalah perkebunan karet. Dalam pengelolaannya, ia mengatakan perkebunan karet memiliki tantangan tersendiri. Terlebih lagi dengan kondisi harga yang kurang stabil serta faktor cuaca yang berdampak pada tanaman karet.

Namun begitu, ia mengatakan pihaknya tetap menempuh beragam strategi untuk optimalisasi produksi. Termasuk diantaranya memberikan stimulasi semangat kepada para penderes karet. Belum lama ini, tiga penderes terbaik dengan produktivitas mulai dari 24,75 KgKK/HK hingga 27,44 KgKK/HK masing-masing atas nama Lani, Desianus, dan Sanali mendapat apresiasi dari manajemen.

"Kemarin di Afdeling 1 kami memberikan apresiasi kepada para penderes karet. Ini salah satu upaya kita optimalisasi perkebunan karet di Tamora. Tentu, ini hanya salah satu strategi, namun kami pastikan kita komitmen dan persisten untuk memaksimalkan seluruh aset negara yang dipercayakan kepada kami," tuturnya.