Negara-negara berkembang didesak untuk bersatu lawan tarif AS

id Berita hari ini,berita riau terbaru, berita riau antara, Tarif

Negara-negara berkembang didesak untuk bersatu lawan tarif AS

Foto yang diambil pada 22 Mei 2024 ini menunjukkan Gedung Putih di Washington, DC, Amerika Serikat. (ANTARA/Xinhua/Liu Jie)

Jenewa (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) menggunakan tarif sebagai alat strategis untuk mendapatkan konsesi di luar urusan perdagangan, ujar Carlos Correa, direktur eksekutif South Centre, dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Xinhua.

Tidak ada satu negara pun yang boleh mengesampingkan sistem perdagangan internasional, ujar Carlos Correa, direktur eksekutif South Centre, seraya mendesak negara-negara berkembang untuk memperkuat kerja sama guna mengatasi tantangan-tantangan yang "diciptakan oleh satu negara."

Dirinya memperingatkan bahwa tindakan sepihak seperti itu dapat berdampak negatif secara luas terhadap negara-negara berkembang jika tidak diimbangi dengan respons yang kuat dan terkoordinasi.

Berkantor pusat di Jenewa, Swiss, South Centre berfungsi sebagai wadah pemikir (think tank) antarpemerintah Global South, yang berkomitmen dalam memajukan kepentingan bersama di antara negara-negara Selatan dengan tetap menghargai keragaman mereka.

Correa mengkritik pengenaan tarif sepihak oleh AS. Dia mengatakan hal tersebut telah menyebabkan kerugian serius bagi perekonomian-perekonomian berkembang, terutama negara-negara yang kurang berkembang.

"Dampaknya mungkin sangat signifikan dalam hal hilangnya lapangan pekerjaan dan bahkan penutupan beberapa industri atau pertanian. Sementara dalam hal peningkatan utang, suku bunga mungkin akan naik jika situasi ini terus berlanjut," tambahnya.

Dia juga menepis narasi AS bahwa defisit perdagangannya berasal dari praktik-praktik yang tidak adil dari negara-negara lain.

Sebaliknya, dia merujuk pada masalah struktural yang mengakar di dalam perekonomian AS itu sendiri. Correa memperingatkan bahwa AS telah memanfaatkan tarif sebagai alat untuk memperoleh keuntungan pribadi, seperti akses istimewa ke sumber daya mineral, yang merusak kepentingan sebagian besar negara berkembang.

Correa menekankan bahwa tidak ada satu negara pun yang boleh mengesampingkan sistem perdagangan internasional, dan mendesak negara-negara berkembang untuk memperkuat kerja sama guna mengatasi tantangan-tantangan yang diciptakan oleh satu negara.

Dia menekankan bahwa hanya melalui dialog dan tindakan kolektif, Global South dapat melindungi kepentingan bersama dan berkontribusi pada ekonomi global yang seimbang.

"Saran kami kepada negara-negara berkembang adalah jangan menghindari dialog, tetapi pertahankan kepentingan Anda sendiri dan junjung tinggi sistem multilateral yang efektif dalam mengamankan aturan yang tidak hanya melayani satu perekonomian utama, tetapi juga perekonomian semua negara dalam sistem tersebut," ujar Correa.

Menyoroti peran krusial yang terus dipegang oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Correa menyebutnya sebagai platform yang paling komprehensif untuk koordinasi dan penyelesaian perselisihan. Dirinya mendesak negara-negara berkembang untuk berpartisipasi aktif dalam reformasi WTO guna meningkatkan transparansi dan inklusivitas, sehingga memperkuat legitimasi dan efektivitas organisasi itu.

Correa juga memuji peran aktif China dalam memajukan kerja sama Selatan-Selatan. "China telah melakukan upaya yang signifikan dalam memajukan kerja sama Selatan-Selatan, dan hal ini memberikan peluang besar dalam meningkatkan perdagangan di antara negara-negara berkembang," ujarnya.

Baca juga: Ekonom nilai Indonesia punya cukup daya tawar dalam negosiasi tarif dengan AS

Baca juga: Dirut BRI sebut tarif AS diproyeksikan tak berdampak signifikan untuk bisnis BRI