Pekanbaru, (Antarariau.com) - Tingkat hunian kamar hotel di Riau pada masa lebaran 1435 H hanya 40 persen atau turun lima persen dibanding periode sama 1434 H, disebabkan penyelenggara pameran dan pertemuan merayakan Idul Fitri serta liburan.
"Dari 25 hotel anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Riau mulai hotel bintang dua hingga bintang lima, menunjukkan minimnya hunian kamar dan orang lebih banyak bersilaturahmi dengan keluarga," kata Ketua PHRI Riau Ondi Sukmara di Pekanbaru, Rabu.
Banyak penyelenggara kegiatan konvensi, pertemuan, seminar dan lokakarya menunda kegiatan setelah pekan kedua Agustus 2014.
Dikatakannya, data hunian kamar itu sudah mewakili 100 hotel yang ada di Riau, mulai dari 25 juli hingga 5 Agustus 2014.
Ia menambahkan, masa libur panjang saat lebaran seharusnya menjadi daya tarik orang untuk datang ke Pekanbaru, namun itu belum terlaksana karena daerah itu bukanlah kota yang menjadi tujuan wisata.
Ke depan, mesti ada terobosan dari pemerintah daerah membangun objek wisata yang modern. Yang mendesak itu wisata air seperti Sungai Siak harus diaktifkan dan nantinya ada wisata air menggunakan perahu wisata, ada mainan yang disukai anak anak serta orang dewasa.
"Perlu juga diaktifkannya fungsi PLTA Koto Panjang yang harusnya bisa menjadi wisata air terluas di Sumatera serta hadirnya Trans Studio di Pekanbaru dalam menarik wisatawan dari Padang, Medan, Bengkulu, Jambi dan Palembang," ujarnya.
Dia mengatakan libur beberapa hari saat lebaran kemarin tidak ada pengaruhnya bagi hunian kamar hotel karena Pekanbaru dan Riau pada umumnya belum menjadi kunjungan wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara seperti Lombok, Bali, Yogyakarta, dan Bandung.
"Bahkan jika dibandingkan Bukit Tinggi dan Padang, tingkat hunian kamar kita masih jauh malah justru warga Pekanbaru yang banyak mengunjungi dua kota di Sumatera Barat tersebut," ujarnya.
Sementara itu terkait dengan kebijakan harga khusus atau diskon harga kamar yang diberikan sejumlah hotel pada masa lebaran, menurutnya tidak menjadi daya tarik tamu hotel, karena tamu hotel lebih tertarik pada fasilitas hotel, seperti kuliner, spa dan hiburan.
"Memang ada beberapa hotel memberikan harga khusus atau diskon harga kamar dibandingkan hari biasa selama masa lebaran , namun tetap tidak menjadi daya tarik tamu hotel, mereka lebih memilih menggunakan fasilitas hotel seperti restoran atau kulinernya, spa, fitness dan tempat hiburan seperti karaoke dan pub," jelasnya.
Ia berharap ada kenaikan secara perlahan tingkat hunian kamar mulai 6 Agustus sampai 31 Agustus mendatang dan normal kembali seperti biasa antara 65 persen hingga 70 persen.
"Tingkat hunian kamar tahun ini maksimal 70 persen, sulit mencapai 80 persen seperti 2012. Ketika itu ada sejumlah iven lokal dan nasional, puncaknya pada saat Pekan Olahraga Nasional (PON)" ujarnya.
Berita Lainnya
BMKG: Waspadai angin puting beliung berpotensi terjadi pada masa pancaroba
28 September 2024 16:10 WIB
Kemenkumham Riau serahkan pengurangan masa pidana pada 60 anak binaan
24 July 2024 10:23 WIB
Konsumsi ganja berpotensi gandakan risiko episode psikotik pada masa remaja
15 May 2024 16:58 WIB
Bawaslu Pekanbaru tertibkan APK peserta pemilu pada masa tenang
11 February 2024 13:27 WIB
Bawaslu: Tidak ada pembatasan ruang gerak media pada masa tenang Pemilu 2024
09 February 2024 16:34 WIB
Kemenhub: Pembatasan angkutan barang pada masa libur membantu mengurangi kepadatan
28 November 2023 13:01 WIB
RedDoorz ungkap penjualan kamar hotel ramai pada masa libur sekolah
27 July 2023 13:57 WIB
Kemenpora lakukan pembekalan daan motivasi pada PNS jelang masa pensiun
17 June 2022 10:10 WIB