Pemimpin Muslim Sri Lanka Peringatkan Radikalisasi Setelah Terjadi Kerusuhan

id pemimpin muslim, sri lanka, peringatkan radikalisasi, setelah terjadi kerusuhan

Pemimpin Muslim Sri Lanka Peringatkan Radikalisasi Setelah Terjadi Kerusuhan

Kolombo, (Antarariau.com) - Politisi paling senior Sri Langka yang beragama Islam Jumat memperingatkan bahwa kegagalan pemerintah untuk meminta menahan diri para biku Buddha yang dituduh memicu serangan-serangan kebencian terkait agama akan menimbulkan ektrimisme Islam dan mengancam keamanan.

Menteri Kehakiman Rauf Hakeem mengatakan dia mendapat tekanan berat dari para pendukungnya supaya mundur dari koalisi Presiden Mahinda Rajapakse setelah gagal mencegah kekerasan terkait agama dan mematikan, lapor AFP.

Empat orang meninggal dan 80 luka-luka dalam huru-hara terburuk yang menimpa negara pulau itu dalam beberapa dekade.

Hakeem mengatakan kepada Asosiasi Koresponden Asing di Kolombo bahwa "Islamophobia" dapat ditemukan di negara dengan penduduk mayoritas bergama Buddha itu. Penduduk yang beragama Islam tercatat 10 persen dari 20 juta penduduk.

"Islamophobia di Barat ditiru dan disesuaikan dengan kondisi lokal dan dieksploitasi," kata Hakeem. "Komunitas Muslim sekarang menjadi sasaran (ektrimis Buddha)."

Jika tidak segera diatasi, katanya, bisa muncul radikalisasi di kalangan masyarakat Muslim. Bisa jadi lahan subur bagi kekuatan luar ekstrimis. "Inilah apa yang kami khawatirkan," katanya.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan juga media lokal menyalahkan kepolisian karena gagal mencegah kekerasan bulan lalu yang terkait agama di tiga kawasan resor di bagian selatan negara itu.

Media setempat juga menuduh kepolisian berpihak kepada satu kelompok pengikut Buddha radikal yang dituduh menyulut kekerasan.

Hakeem mengatakan ada "halangan" di bagian pemerintah untuk menindak satu kelompok yang disebut Bodu Bela Sena (BBS), atau pasukan penganut Buddha, yang telah dituduh menyulut kekacauan.

BBS telah menolak terlibat dalam kekerasan itu dan menyatakan mereka tak mempunyai orang-orang yang memberikan dukungan di pemerintah. Mereka menyatakan bahwa perjuangan mereka adalah melawan "ekstrimisme Islam" dan bukan kaum moderat dalam masyarakat Muslim.

Tapi Hakeem menyatakan bahwa tak ada fanatisme agama di antara Muslim Sri Langka yang telah hidup berdampingan dengan mayoritas pemeluk Buddha selama berabad-abad.

Kementerian Pertahanan mengadakan jumpa pers awal bulan ini untuk menyatakan pihaknya menjaga jarak dari BBS di tengah-tengah tudingan terjadi kolusi resmi dengan para perusuh.

Kolombo sementara itu menolak laporan-laporan media baru-baru ini bahwa Sri Lanka menjadi tempat singgah bagi para ekstrimis Islam yang beroperasi negara-negara tetangganya.